Kalah Lawan Penyakit, Pelatih Benny Dollo Meninggal, Terasa Sejak Melatih Sriwijaya FC

Kalah Lawan Penyakit, Pelatih Benny Dollo Meninggal, Terasa  Sejak Melatih Sriwijaya FC

Benny Dollo saat-saat terakhir. --

RAKYATCIREBON.ID, JAKARTA - Kabar duka kembali menyelimuti sepakbola nasional. Mantan pelatih, Benny Dollo atau akrab disapa Bendol dikabarkan meninggal dunia di usia 72 tahun pada Rabu, 1 Februari 2023.

Kabar duka tersebut diunggah Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) di media sosial.

"Turut berduka atas berpulangnya 'coach' Benny Dollo. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," tulis APPI.

Federasi tertinggi sepakbola Indonesia, PSSI pun turut mengucapkan ucapan bela sungkawanya.

"Turut berduka cita atas berpulangnya Coach Benny Dollo. Semoga almarhum diberikan tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," tulis Instagram PSSI.

Benny Dollo sudah menjalani perawatan di rumah sakit Tangerang pada Juli tahun lalu karena sejumlah penyakit.

Sebelum meninggal, kondisi Bendol  memang cukup memprihatinkan. Kanker usus yang dideritanya membuat badannya tergerus. Sampai kurus. Tulang dan urat di leher yang sebelumnya tertutup daging kini terlihat.

Bendol pernah menceritakan soal penyakit yang diidapnya tersebut. Indikasi penyakit yang dideritanya itu bermula ketika masih memegang Sriwijaya FC pada 2016.

Kanker usus yang dideritanya, ditambah lagi ada masalah pada lambung, ginjal, dan hati, dan baru-baru ini karena positif COVID-19.

Bendol bercerita pernah buang air besar (BAB). Namun, dari kotoran hasil BAB itu terdapat darah. Dalam bahasa medis disebut perdarahan rectum. Itu menyebabkan tinja berwarna lebih gelap. Hal itu lantaran darah tersebut telah diproses oleh saluran pencernaan, sehingga turut memengaruhi warna feses yang dikeluarkan penderita kanker usus.

”Waktu itu saya anggap ringan-ringan saja, itu tahun 2016. Masih melatih,” ujar Bendol dalam sebua wawancara dengan Jawa Pos. 

Bendol mulai curiga ketika berat badannya turun drastis. Ya, hari demi hari, berat badan Bendol semakin menyusut. Dari yang sebelumnya sekitar 80 kg turun drastis menjadi 54 kg. “Sudah sangat drop itu,” ucap pelatih berusia 67 tahun itu dengan mata yang berkaca-kaca.

Saat itu, sambungnya, bertepatan dengan putus kontrak dengan Laskar Wong Kito – julukan Sriwijaya FC. Mulai khawatir dengan kesehatannya, dia kemudian berobat di salah satu rumah sakit di kawasan Bintaro.

Ketika melakukan screening, ternyata terdapat daging yang menggumpal di usus. Daat itu, tim medis disebutnya bergerak cepat dengan langsung melakukan operasi.

Selama setahun setelahnya, Bendol rutin melakukan kemoterapi. Kini, dia merasa kondisinya terus membaik. “Dokter sudah scan dan tidak ada kankernya lagi. Setelah itu setiap enam bulan sekali harus kontrol,” paparnya.

Pelatih Bendol pernah melatih Timnas Indonesia selama dua periode masa kepelatihannya, yakni pada 2000 hingga 2001 dan 2008 hingga 2010.

Bahkan pada tahun 2015 silam, ia pernah mendapatkan panggilan kembali dari PSSI sebagai pelatih sementara untuk FIFA Matchday.

Diketahui juga, sosok Bendol merupakan pelatih terakhir yang bisa menyumbangkan trofi untuk Timnas Indonesia di ajang Piala Kemerdekaan.

Pada saat itu, Indonesia berhasil meraih juara usai Libya mundur pada laga final di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada 29 Agustus 2008.

Libya yang sementara unggul 1-0, harus memutuskan mundur usai ada insiden saat istirahat babak pertama.

Libya akhirnya dinyatakan kalah WO. Indonesia pun mendapat kemenangan 3-1 dan dinobatkan sebagai juara.

Setelah gelaran tersebut, Bendol pun kembali berlaga bersama Timnas Indonesia di ajang Piala AFF 2008.

Namun sayang, langkahnya bersama skuad Garuda harus terhenti di babak semifinal dan gagal meraih gelar juara Piala AFF kala itu. (Erfyansyah/fajar/racir)

Sumber: