Kota Cireban akan Ketambahan Monumen Baru, Paksi Naga Liman Simbol Kemajemukan

Kota Cireban akan Ketambahan Monumen Baru, Paksi Naga Liman Simbol Kemajemukan

Menjelang pencanangan Kota Cirebon sebagai kota multikultural, Kemenag membangun monumen replika kereta Paksi Naga Liman di lapangan Kebumen. FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH--

RAKYATCIREBON.ID, LEMAHWUNGKUK - Menindaklanjuti rencana pencanangan Kota Cirebon sebagai kota multikultural yang digagas Kementerian Agama, puncaknya, pencanangan direncanakan akan dilangsungkan pada tanggal 03 Juni mendatang.

Bertempat di taman Kebumen, Kemenag juga membangun sebuah monumen kemajemukan berbentuk replika kereta Paksi Naga Liman, sebagai simbol keberagaman, kemajemukan dan kuatnya toleransi di Kota Cirebon.

Proses pembuatan monumen pun dilakukan oleh lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, dan sudah mulai berjalan sejak pekan lalu, sampai ditarget selesai sebelum tanggal 3 Juni nanti.

Kasi Bimas Islam Kemenag Kota Cirebon, Rizky Riyadu Taufiq menyampaikan bahwa gagasan pencanangan Kota Cirebon sebagai kota multikultural berawal dari diskusi diskusi ringan bersama dengam tokoh lintas agama di Cirebon.

"Diskusi ringan, apa yang bisa kita treatmen di Cirebon, sebagai kota tertua di Jawa yang masih memiliki peninggalan yang utuh, dari sisi historis, heritage nya lengkap, dan semua menggambarkan kemajemukan," ungkap Rizky.

Di Cirebon, lanjut Rizky, ada semua, dan toleransi multikultural sudah berlangsung sejak berabad-abad lalu, sehingga pencanangan ini, dengan monumen kereta Paksi Naga Liman, menjadi bentuk penegasan kembali kuatnya nilai dan pengamalan toleransi di Kota Cirebon.

"Bentuk menegaskan kembali gagasan tentang Kota Cirebon sebagai kota yang kaya agama dan budaya. Ini proyek bersama, kami sudah koordinasi dengan tokoh lintas agama, dan stake holder di pemerintahan," lanjut Rizky.

Saat disounding Walikota dan juga Sekretaris Daerah, kata Rizky, kepala daerah sangat merespon gagasan tersebut, sehingga sangat mendukung, bahkan sampai mengarahkan agar ada sebuah simbol, yang akhirnya dipilih replika kereta Paksi Naga Liman yang ditempatkan di lapangan Kebumen.

"Sudah kami bawa ke Walikota dan pa Sekda, sangat responsif. Dari unsur agama, unsur budaya, muncul ide pencanangan bersama, Paksi Naga Liman menjadi simbol kemajemukan Cirebon," jelas Rizky.

Dengan gagasan yang sedang disiapkan tersebut, ditambahkan Rizky, diharapkan monumen ini nantinya bisa dijaga oleh seluruh elemen masyarakat, karena pada tanggal 3 Juni nanti, akan diresmikan langsung oleh seluruh elemen masyarakat.

"Kita tahu, bahwa Kota Cirebon merupakan kota multikultural yang sudah berjalan sejak berabad-abad lalu. Perizinan sudah kita proses sejak 10 hari lalu, kita sudah rapat dengan dinas. Bahkan kita bangun disana sudah sesuai arahan pa Walikota, berdasarkan aspek historis, titik nol Cirebon disitu. Tanggal 3, konsep acara, itu jadi acara bersama semua agama dan semua unsur, jadi masing-masing agama dan budaya menampilkan pertunjukan," imbuh Rizky.

Sementara itu, sejarawan Cirebon, R Subagja Martawijaya menyambut baik rencana pencanangan Kota Cirebon sebagai kota multikultural, selama itu dilakukan dengan tata cara yang baik.

"Ini maksud yang baik, hanya catatan saya, harus dilakukam dengan cara yang baik juga," kata Bagja. (sep)

Sumber: