Sejumlah Pejabat Kena Rotasi Lagi, Azis: Ternyata Ada yang Lebih Cocok Pemain Belakang

Sejumlah Pejabat Kena Rotasi Lagi, Azis: Ternyata Ada yang Lebih Cocok Pemain Belakang

Senin (19/06), Walikota Cirebon, Nashrudin Azis kembali melantik 7 eselon III, dan 10 eselon IV yang masuk gerbong mutasi. FOTO: ASEP SAEPUL MIELAH--

RAKYATCIREBON.ID, KEJAKSAN - Lagi, setelah Kamis pekan lalu merotasi sejumlah pejabat fungsional, dan dilanjut hari Jumat, menggeser dan melantik tiga pejabat eselon II, Senin (19/06).

Walikota Cirebon, Nashrudin Azis kembali menggeser gerbong mutasi untuk jabatan administrator eselon III, serta jabatan pengawas eselon IV.

Tujuh pejabat eselon III, dan 10 pejabat eselon IV pun masuk dalam gerbong mutasi kemarin, bahkan, terlihat beberapa pejabat, yang baru ditempatkan pada mutasi edisi tanggal 4 Mei lalu, kali ini kembali masuk gerbong mutasi.

Salahsatu pejabat eselon III, yang baru dimutasi pada Mei lalu, dan kali ini kembali masuk pada gerbong mutasi, adalah Kepala Bidang Bina Marga, Mulyaman SKep, dimana ia digeser ke jabatan barunya sebagai Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera pada DP3APPKB.

Bahkan, yang mengagetkan, disaat keluhan terkait dengan jalan berlubang banyak disampaikan masyarakat, pilar-pilar utama di SKPD terkait malah dikosongkan, seperti pekan lalu. Posisi Kepala DPUTR dikosongkan setelah ditinggalkan oleh Dr Irawan Wahyono, dan saat ini, posisi Kepala Bidang Bina Marga pun ikut dikosongkan, setelah ditinggal Mulyaman.

Ditambah lagi, dari tiga Sub Koordinator dibawah Bidang Bina Marga, satu posisi Sub Koordinator sudah lama kosong, sejak terakhir ditinggalkan oleh Eko Budianto, yang saat ini sudah menjadi Sekretaris BPKPD, sehingga hanya tersisa dua Sub Koordinator saja di bidang yang tugas beratnya menangani, serta merawat jalan umum di Kota Cirebon.

Dalam setiap rotasi dan mutasi pejabat di lingkungan Pemkot Cirebon, Walikota Cirebon, Nashrudin Azis mengibaratkan dirinya sebagai seorang pelatih tim sepakbola, sehingga jika ada seorang pemain yang tidak maksimal di posisinya, maka tugasnya adalah memperbaiki dengan mekanisme mutasi dan rotasi.

"Tadi saya sampaikan, saya menyesuaikan, ibarat saya pelatih sepakbola, saya menejer tim sepakbola, saya memasang si A untuk menjadi penyerang, ternyata karakternya pemain bek ini, jadi saya pindahkan ke belakang, karena cilaka, kalau karakter pemain belakang ditempatkan di depan. Kira-kira gambarannya seperti itu," ungkap Azis.

Terkait dengan adanya pejabat eselon III, yang baru sebulan menempati jabatan, namun kali ini kembali masuk gerbong mutasi.

Dijelaskan Azis, sebagai kepala daerah, sekaligus sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK), ia memantau kinerja setiap jajarannya, sehingga bukan tidak mungkin, jika kinerja seorang ASN diluar ekspektasinya, mutasi dan rotasi menjadi salahsatu pilihan untuk meningkatkannya.

Termasuk posisi Kabid Bina Marga, kata Azis, ia mengakui, setiap memasang seseorang di posisi tersebut, kerap belum bisa menjawab keinginan dan sesuai dengan harapannya, dimana setiap pejabat yang memiliki semangat kerja, ketika ditempatkan disana, keluhan dan protes masyarakat masih tetap belum terjawab.

"Saya juga berusaha, semua yang kita lakukan orientasinya satu, bagaimana memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Jadi tentang kenapa baru sebulan, baru dua bulan, sudah dipindah lagi, saya sebagai kepala daerah melihat, ternyata saya pasang disini gak cocok, lebih cocok di tempat yang lain, makannya akan ada jilid-jilid selanjutnya. Jadi, kita berupaya sedikit-sedikit, untuk bisa menyesuaikan kondisi yang ada, dengan, kemampuan-kemampuan dari para ASN yang ada," kata Azis. (sep)

Sumber: