Harga Gabah Naik Tapi Sulit Dicari, Petani Pilih Tidak Mau Menjual
Petani memilih menyimpan gabah hasil penennya, tidak ingin menjualnya meski harga gabah sedang bagus di tahun in.i--
RAKYATCIREBON.ID, CIREBON -- Harga gabah di tingkat petani terus naik. Per kwintalnya, tembus diangka Rp630 ribu hingga Rp650 ribu.
Namun, ketersediaannya, tidaklah melimpah. Sangat terbatas. Pasalnya, para petani tidak menanam dimusim kali ini.
Kalaupun ada, mereka enggan menjualnya. Lebih memilih untuk menyimpannya, sebagai pangan bagi keluarganya. Kendatipun harga jualnya cukup baik, mereka memilih bertahan.
Salah satunya, diakui Imah Soimah petani dari Kelurahan Pejambon Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon.
Ia mengaku meski harga gabah naik, dirinya tidak berencana untuk menjualnya. Ia lebih memilih untuk menahannya untuk konsumsi pribadi bersama keluarga.
“Tidak dijual, buat makan sehari-hari saja,” tuturnya, Jumat (28/7).
Memang tidak semua petani seperti Imah, yang keukeuh dengan pendiriannya. Bertani demi menghidupi kebutuhan pangan keluarganya.
Petani -petani lainnya, menyambut baik kenaikan harga gabah ditahun ini.
Seperti diakui Isna. Harga gabah yang tembus diangka Rp650 ribu per kwuintal itu, menjadi keberkahan bagi petani seperti dirinya. Yang tidak memiliki sumber pemasukan lain, selain dari hasil panen yang didapatkannya dari sawah.
Menurutnya, kenaikan harga gabah sudah berlangsung sejak dua pekan lebih. Sebelumnya harga gabah kering giling dijual Rp620.000, kini harga jual mencapai Rp640.000-Rp 650.000 per kwintal.
“Harga gabah sekarang sedang tinggi, gabah basah Rp620.000 perkwintal,” kata Isna.
Menurutnya, baru tahun ini harga gabah melonjak. Sedangkan pada musim panen ditahun-tahun sebelumnya, harga gabah justru turun.
Ia menduga kondisi ini terjadi karena tidak semua petani menanam padi. Banyak lahan sawah yang diganti dengan jenis tanaman lain, atau bahkan dibiarkan tidak digarap.
Selain itu, lanjut Isna, bisa jadi kenaikan gabah itu, karena adanya kenaikan harga beras di pasaran.
Sumber: