Bandara Kertajati di Tengah Jawa Barat, dari Cirebon Hanya 45 Menit Lewat Tol

Bandara Kertajati di Tengah Jawa Barat, dari Cirebon Hanya 45 Menit Lewat Tol

Bandara Kertajati Majalengka Jawa Barat--

RAKYATCIREBON.ID, MAJALENGKA - Bandara Kertajati yang berada di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, memiliki jarak relatif dekat ke sejumlah daerah di sekitarnya ketimbang Bandung.

Karenanya, pasar penerbangan dari Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati juga diharapkan menggarap segmentasi berdasarkan wilayah tersebut.

Belum lagi potensi penumpang dari wilayah Kota Tegal, Kabupaten Tegal, dan Brebes. Yang berjarak hanya 100-119 kilometer dengan waktu tempuh 1,5 jam.

Lokasi dari Bandara Kertajati memang terbilang strategis, karena hampir berada di tengah dari Provinsi Jawa Barat.

Jarak dari Kota Bandung mencapai 96 kilometer dengan waktu tempuh perjalanan 1,5 jam. Jarak ke Cirebon 57 kilometer dengan waktu tempuh 45-60 menit perjalanan darat.

Kemudian jarak ke Sumedang juga hanya 48 kilometer, Indramayu 55 kilometer dan Kabupaten Subang 62 kilometer.

Sementara jarak ke Kabupaten Karawang mencapai 116 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 28 menit.

Sementara itu, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi yang kembali melakukan pembahasan penyiapan integrasi antarmoda di Bandara Kertajati, Kamis, 27, Juli 2023.

Penyiapan ini, berkaitan target untuk melayani penerbangan komersial reguler pada Oktober 2023.

Menhub menyampaikan, setelah melayani haji dan umroh, Bandara Kertajati siap untuk melayani penumpang udara sesuai dengan rencana pemindahan operasional Bandara Husein Sastranegara.

Oleh karenanya, Kemenhub melalui Ditjen Perhubungan Darat telah berupaya memenuhi integrasi moda dari dan menuju Bandara Kertajati pada rute Kota Bandung dan Kota Cirebon dengan angkutan bus maupun agen travel.

"Penyiapan shelter angkutan darat memerlukan waktu sekitar 3 sampai 4 bulan. Oleh karena itu, saya minta Pemprov Jabar membahas upaya integrasi dari Bandara Kertajati menuju kota dan provinsi lain dan sebaliknya," kata menhub.

Tidak hanya itu, Kemenhub juga meminta agar Pemprov Jabar melakukan kurasi terhadap agen perjalanan yang memiliki track record bagus.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Setiawan Wangsaatmaja menyatakan, pengembangan bandara ini sudah menarik minat dari beberapa pihak baik India maupun Arab Saudi.

"Mereka tertarik masuk pada peluang investasi baik dalam skema publik private partnership (PPP) maupun Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)," katanya.

Oleh karena itu, untuk jangka pendek pihaknya telah berkoordinasi dengan beberapa penyedia jasa transportasi angkutan darat.

Hal ini untuk memenuhi integrasi antarmoda menuju Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat maupun Jawa Tengah.

Hal senada diungkapkan Executive General Manager PT BIJB (Perseroda), Nuril Huda. Menurut dia, memang perlu menangkap potensi penumpang dari wilayah Tegal dan Brebes dengan menyediakan sarana transportasi tang memadai.

"Memang dalam menangkap itu dengan memudahkan sarana transportasi daratnya ke Bandara, dalam artian ke Kertajati," kata Nuril, kepada radarcirebon.com.

Oleh karena itu, PT BIJB melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Sebab, untuk rute dari Tegal dan Brebes ini, tentunya akan memerlukan angkutan pengumpan atau feeder.

"Kalau sarana transportasi daratnya susah mereka pasti kalau lebih gampang ke Cengkareng, merka pasti akan ke Cengkareng ketimbang ke Kertajati," katanya.

Untuk angkutan dari arah Jawa Tengah ini, pihaknya memiliki 2 gambaran. Yakni, ada terminal bayangan ataupun fasilitas yang yang memungkinkan bus masuk ke Majalengka dan ke Bandara.

Atau dari Tegal dan Brebes, menuju ke Cirebon dan dari situ baru pindah ke moda angkutan mennuju ke Bandara Kertajati.

"Yang jelas pada prinsipnya kita mencoba supaya cacthment area kita itu yang lebih dekat dengan Kertajati supaya ke Kertajati," katanya.

Saat ini, penumpang dari Brebes dan Tegal memang sudah menggunakan Bandara Kertajati. Terutama untuk jemaah umrah.

Tetapi, untuk angkutan umrah ini, tidak ada masalah dalam hal transportasi, karena pemberangkatannya kolektif.

Berbeda dengan penumpang reguler, karena penumpang berangkat tidak dalam satu kelompok.

"Nah itu sudah kita kordinasikan kemungkinan nanti akan ada feeder atau penerima umpan dari daerah-daerah lain. Kalau Tegal Brebes pastinya lewat Cirebon itu baru ke Kertajati," ungkapnya.(*)

Sumber: