Pendukung Calon Kuwu Saat Pengambilan Nomor Urut, Camat Kapetakan: Hal Begini Lumrah Terjadi

Pendukung Calon Kuwu Saat Pengambilan Nomor Urut, Camat Kapetakan: Hal Begini Lumrah Terjadi

Aksi bentrok pendukung Pilwu di Desa Kapetakan.--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON -- Pendukung kandidat kuwu berbeda di Desa Kapetakan ricuh. Mereka saling melemparkan batu, pada saat pengambilan nomor urut pemilihan kuwu (Pilwu) serentak. 

Kejadiannya pun terekam di videonya yang beredar luas di media sosial (Medsos) dan group-group whatapp.Aksi saling lempar para pendukung kubu berbeda tersebut terjadi di Jalan Pantura. 

Informasinya, akibat pecahnya kericuhan disana sampai menimbulkan kemacetan, kendaraan menumpuk cukup panjang.

Menanggapi hal tersebut, Camat Kapetakan, R Udin Khaenudin MSi membenarkan ada aksi saling lempar dari masing-masing pendukung kandidat calon kuwu

Di Desa Kapetakan kata dia, terdapat 3 calon yang akan berkontestasi. Ketiganya itu dua perempuan dan satunya laki-laki. Menurut dia, apa yang terjadi di Kapetakan sudah biasa disetiap momentum Pilwu. 

"Hal begini ini, sudah biasa terjadi di sini (Kapetakan,red). Sudah biasa kalau ramai-ramai begini," katanya ketika dihubungi awak media. 

Akibat dari bentrok ini, beberapa orang mengalami luka ringan. Termasuk aparat kepolisian, ada yang terkena lemparan.

"Kalau korban kayaknya ada. Kebetulan kendaraan saya juga menjadi sasaran lemparan batu," tandasnya.

Adanya kejadian bentrok ini harus segera diantisipasi oleh pihak keamanan. Karena kata dia kalau tidak disikapi segera dirinya khawatir akan terjadi kerusuhan yang lebih meluas.

"Soal antisipasi, kami serahkan agar disikapi oleh aparat. Tapi sebenarnya disini aman kok," katanya.

Sementara itu menanggapi bentrok yang terjadi di Desa Kapetakan tersebut , tokoh masyarakat Kecamatan Kapetakan H Sulama Hadi mengatakan sangat menyesalkan pernyataan Camat. Masyarakat Kapetakan mempunyai tipe keras namun positif.

"Kerasnya masyarakat Kapetakan itu sudah sejak zaman nenek moyangnya yakni sejak zaman Ki Wiraguna. Karena sering tersakiti makanya kalau ngobrol selalu ngegas," ujarnya.

Dikatakan Sulama, kenapa masyarakat Kapetakan sering naik darah itu kalau dilihat dari sejarah sudah terjadi sejak zaman dahulu. Namun kenakalan masyarakat Kapetakan bukan kenakalan yang negatif namun kenakalan yang positif.

"Kok seorang Camat berani mengatakan sudah biasa, itu kan konyol. Dan saya sangat menyesalkan pernyataan itu," pungkasnya. (zen)

Sumber: