Rumail Abbas: Pendudukan Belanda di Indonesia, Pemerintahan Sah, Kyai Syarifudin: Mulutnya Harus Dilurusin

Rumail Abbas: Pendudukan Belanda di Indonesia, Pemerintahan Sah, Kyai Syarifudin: Mulutnya Harus Dilurusin

Kyai Syarifudin--

Pada tanggal 27 Maret 1905 ia diangkat sebagai anggota asli dewan kotamadya Batavia pada tahun 1905, tetapi mengundurkan diri pada 27 Juli 1905. Dia kemungkinan besar menerima posisi singkat di bawah tekanan dari Snouck.

Sikap Habib Utsman dalam politik kadang-kadang cukup kontroversial, terutama dalam posisinya tentang jihad dan Perang Suci, khususnya mengenai kerusuhan melawan Belanda di Cilegon, Banten.

Meskipun Habib Utsman memiliki alasan yang kuat dalam argumennya, banyak sarjana menganggapnya sebagai kaki tangan kolonial. Selain itu, ia juga keras melawan praktik mistik, seperti yang ditulisnya dalam buku Manhaj al-Istiqamah.

Dalam sebuah surat tertanggal 26 Maret 1891, Snouck menulis tentang pendapat Sayyid Utsman mengenai jihad yang ditafsirkan secara salah oleh sebagian Muslim Indonesia:

"Banyak orang 'disesatkan' oleh beberapa doktrin hukum jihad, dan mereka berpikir bahwa seorang Muslim adalah dibenarkan di hadapan Allah untuk melakukan tindakan seperti mengambil milik orang-orang kafir, orang Cina atau orang Belanda untuk dirinya sendiri ... "

Utsman juga membantu Hurgronje dengan mengeluarkan fatwa untuk mendukung perang Belanda melawan Aceh.

Di antara insiden-insiden lain yang menarik kemarahan orang-orang Batavia dan orang - orang Arab Singapura adalah pembacaan doa oleh Habib Utsman pada kesempatan penobatan Ratu Wilhelmina pada tahun 1898, pada saat itu Orde van de Nederlandsche Leeuw (Orde Singa Belanda) diberikan kepadanya. Memanggilnya sebagai teman kafir, lawan-lawannya mengutuk Habib Uthman dalam surat-surat kepada Pers Arab dan pamflet yang dicetak di Singapura. (*)

Sumber: