Rumail Abbas: Pendudukan Belanda di Indonesia, Pemerintahan Sah, Kyai Syarifudin: Mulutnya Harus Dilurusin

Rumail Abbas: Pendudukan Belanda di Indonesia, Pemerintahan Sah, Kyai Syarifudin: Mulutnya Harus Dilurusin

Kyai Syarifudin--

RAKYATCIREBON.ID-Kritik keras disampaikan Kyai Syarifudin asal Tegal atau biasa disapa 'santri ndeso' atas pernyataan Gus Rumail Abbas yang mengungkapkan dalam suatu kesempatan diskusi yang viral di Medsos, bahwa pendudukan Belanda di Indonesia adalah suatu pemerintahan yang sah.

Gus Rumail juga menyatakan Habib Utsman bin Yahya bekerja untuk Belanda, maka ia hanya sebagai PNS biasa yang bekerja kepada pemerintahan yang sah. Ia tidak bisa disebut pengkhianat. Rumail juga mempertanyakan usaha-usaha kemerdekaan para pahlawan yang berjuang melawan Belanda di masa lalu.

"Saya marah atas pernyataan Rumail yang mengatakan bahwa pemerintahan Belanda ketika menjajah Indonesia itu sah secara sudut pandang agama internasional," tegasnya.

Menurutnya, statement Rumail Abbas itu secara otomatis menyatakan bahwa para orang-orang terdahulu yakni orang-orang Indonesia, seperti Tuanku Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Cut Nya Dien, RA Kartini, Kyai Hasyim Ashari, dan Kyai Abbas Buntet.

"Yang oleh kami adalah pahlawan kusuma bangsa itu sama halnya Rumail menyatakan beliau-beliau itu adalah pemberontak pemerintahan Belanda. Dan, itu adalah ucapan sadis. Ucapan yang tidak pantas keluar dari mulut orang Indonesia," jelas Kyai Syarifudin kepada rakyatcirebon.disway.id, Jumat (22/9).

Sebagai salah satu cucu seorang pejuang, imbuh 'santri ndeso', buyutnya pernah bersama laskar Dipongoro di induk Kyai Mojo berjuang melawan Belanda.

"Mbah Buyut saya diculik oleh Belanda, disiksa, diambil dari rumah dan dimasukkan ke dalam mobil hingga hari ini dimana jenazah beliau belum diketahui. Sebagai anak cucunya ya marah dengan cara Belanda yang sudah mengeksekusi buyut saya. Kemudian Belanda oleh Rumail dianggap pemerintahan sah. Artinya, mulutnya harus dilurusin, saya ingin menempeleng dia," tegasnya.

Lalu, siapa Habib Utsman bin Yahya?

Habib Utsman bin Yahya lahir di Pekojan, Batavia pada tahun 1822 M atau 17 Rabi 'al-awwal 1238 AH ). Utsman berasal dari keluarga Ba 'Alawi sada dengan ayahnya adalah Sayyid Abdullah bin Aqil bin Umar bin Yahya. Ibunya adalah Aminah, seorang putri dari ulama besar Mesir Sheikh Abdurahman Al-Misri.

Ayahnya, Abdullah, dan kakeknya, Aqil, lahir di Mekkah, sementara kakek buyutnya, Umar, lahir di desa Qarah al-Shaikh di Hadhramaut, yang kemudian pindah dan meninggal di kota Madinah.

Snouck Hurgronje menjelaskan bahwa kakeknya adalah seorang ulama yang dihormati sebagai Syekh Sadah selama 50 tahun dan meninggal di Mekah pada 1823 M / 1238 H.

Ayahnya pindah ke Mekah ketika Utsman berusia 3 tahun, jadi Utsman dirawat oleh kakeknya, Aqil. Kakeknya memiliki banyak putra lain, selain ayah Utsman.

Banyak dari putranya menjadi ulama di Mekah, seperti Sayyid Ishaq, yang meninggal di kota Ta'if , dan Sayyid Qasim yang melanjutkan kepemimpinan Agil sebagai Syaikh Sada di Mekkah.

Utsman memiliki hubungan keluarga dengan Habib Ali Kwitang melalui salah satu putrinya bernama Sidah, yang menikah dengan Abdul Qadir, saudara lelaki Habib Ali Kwitang.

Sumber: