UGJ Beri Pembekalan DPL dan Mahasiswa KKN

UGJ Beri Pembekalan DPL dan Mahasiswa KKN

PEMBEKALAN. Rangkaian KKN UGJ memasuki masa Training of Trainer (ToT) Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan Pembekalan Ketua Kelompok KKN PPM Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T), Jumat (26/1/2024). FOTO : SUWANDI/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Rangkaian Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ)  memasuki masa Training of Trainer (ToT) Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan Pembekalan Ketua Kelompok KKN PPM Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T), Jumat (26/1/2024).

Kegiatan pembekalan tersebut diikuti para DPL dan Ketua Kelompok KKN. Lokasinya di Hotel Santika, Kota Cirebon.  Mereka akan melakukan KKN di 5 kecamatan di Kabupaten Cirebon dan 2 kecamatan di Kabupaten Kuningan.

Ketua Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati (YPSGJ), Prof Dr H Mukarto Siswoyo Drs MSi dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Cirebon, Nanan Abdul Manan SSTP MSi didapuk menjadi pemateri pembekalan.

Dalam pemaparannya, Mukarto menyoroti perlunya DPL dan mahasiswa KKN menjalin kolaborasi dengan perangkat desa dalam merancang dan melaksanakan program KKN.

"Jangan posisikan diri anda sebagai pihak yang serba tahu serba bisa. Kemudian merasa lebih tahu. Tapi libatkan mereka dalam proses perencanaan maupun proses implementasinya nanti," jelas Mukarto.

Sementara itu, Rektor UGJ, Prof Dr H Achmad Faqih SP MSi mengatakan, pelaksanaan KKN UGJ difokuskan pada tiga persoalan sosial antara lain kemiskinan, stunting dan UMKM.

Dijelaskannya, DPL dan mahasiswa KKN diharapkan mampu membaur bersama pemerintah desa setempat guna melakukan upaya pengurangan persoalan sosial tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Cirebon, Nanan Abdul Manan SSTP MSi menyoroti sejumlah persoalan di tengah masyarakat yang beririsan dengan program pemerintah saat ini.

Yakni persoalan kemiskinan, sampah dan stunting. Nanan menyampaikan persoalan kemiskinan di Kabupaten Cirebon tergolong persoalan serius. Angka kemiskinan ekstrem mencapai 81 ribu jiwa berbasis NIK.

Kemudian persoalan sampah. Sebanyak lebih dari 1 ribu ton sampah diproduksi di Kabupaten Cirebon per hari. Sementara kapasitas pengelolaannya hanya 237 ton saja per hari. Artinya TPA baru mampu mengelola 28,3% dari total sampah yang diproduksi.

Selanjutnya ialah persoalan stunting. Angka stunting di Kabupaten Cirebon juga tergolong tinggi. Pada awal tahun 2024 angka stunting mencapai 13.353 anak. (wan)

Sumber: