Melihat Gempa 6,5 SR di Garut dari Sudut Pandang Sejarah Gempa Akibat Sesar Aktif di Jawa Barat

Melihat Gempa 6,5 SR di Garut dari Sudut Pandang Sejarah Gempa Akibat Sesar Aktif di Jawa Barat

GEMPA. Gempa bumi yang melanda Garut, Jawa Barat, Sabtu (27/4/2024) bikin geger warga. Pasalnya, berdasarkan pencatatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kekuatan gempa M 6,2. FOTO : IST/RAKYAT CIREBON--

CIREBON - Gempa bumi yang melanda Garut, Jawa Barat,  Sabtu (27/4/2024) bikin geger warga. Pasalnya, berdasarkan pencatatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kekuatan Gempa M 6,2. 

"Gempa selatan Jabar M 6,2 bukan gempa megathrust yang berpusat di bidang kontak antar lempeng, tapi gempa ini dipicu pecahnya batuan dalam lempeng Indo-Australia yang menunjam/tersubduksi ke bawah lempeng Eurasia di selatan Jabar," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam cuitannya di X

Dijelaskannya, gempa tersebut dirasakan juga oleh warga yang di Bandung, Cianjur, Tasikmalaya hingga Cirebon. 

Gempa Garut bukanlah gempa pertama di Jawa Barat. Berdasarkan sejarahnya, gempa di Jawa Barat sudah terjadi sejak zaman kerajaan. 

"Ada beberapa naskah yang berisi Ramalan Jayabaya, antara lain Serat Jayabaya Musarar, Serat Pranitiwakya, dan lain sebagainya. Selain itu juga disinggung di Babad Tanah Jawi

Jayabaya pernah meramalkan banyaknya gempa di pulau Jawa," ujar Pegiat Budaya Tionghoa asal Cirebon, Jeremy Huang.

Jeremy mengulas, Jayabayar bahkan pernah mengingatkan masyarakat terhadap potensi gempa di Jawa Barat. Dalam Bahasa Jawa, Jayabaya mengatakan 'Akeh ingkang gara-gara. Udan salah mangsa prapti. Akeh lindhu lan grahana. Dalajate salin-salit. Pepati tanpa aji. Anutug ing jaman sewu, wolung atus ta iya Tanah Jawa pothar pathir, Ratu Kara Murka Kuthila pan sirna'. 

Dalam Bahasa Indonesia artinya 'Banyak kejadian dan peristiwa alam maupun dalam kehidupan masyarakat manusia yang luar biasa. Gempa dan gerhana. Musim penghujan tidak teratur dan sering datang dengan curah hujan tinggi (kebanjiran) hingga tidak ada curah hujan sama sekali (kekeringan)'. 

Menurut Jeremy, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut, sejumlah gempa di Pulau Jawa muncul dari sesar yang belum terpetakan. Karenanya, kewaspadaan diperlukan tak hanya pada sesar aktif besar seperti sesar Lembang atau sesar yang sudah dipetakan.

Sesar-sesar di Jawa itu terlihat melewati kota-kota besar dengan infrastruktur yang sudah terbangun dan padat penduduk. Sesar-sesar di daerah lain yang sudah mulai terpetakan, perlu diteliti lebih detail.

BRIN sedang melakukan penelitian, Banyuwangi. Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk memahami dan memetakan potensi risiko bencana gempa di wilayah tersebut.

Adapun sesar di Pulau Jawa yang sudah pernah diteliti dan dipublikasikan, yaitu:

 

Sesar Cimandiri

Sumber: