Antisipasi Sawah Kering, BBWS Cimancis Siagakan Drone dan Mesin Percik Air

Antisipasi Sawah Kering, BBWS Cimancis Siagakan Drone dan Mesin Percik Air

DRONE AIR. Kepala BBWS Cimancis, Dwi Agus Kuncoro ST MM MT mengenalkan drone air dan sprinkle yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk menolong sawah kering imbas kemarau. FOTO : SUWANDI/RAKYAT CIREBON--

CIREBON - Kemarau di tahun 2024 diprediksi terjadi sepanjang Juni hingga September. Hal itu disebabkan memanasnya suhu muka laut di Samudra Pasifik bagian tengah hingga timur. 

Dampaknya menyebabkan Indonesia menjadi kering dan curah hujan berkurang atau yang dikenal sebagai fenomena El Nino. Petanipun diimbau bersiap optimalisasi penggunaan air irigasi. 

Hal itu disampaikan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung (Cimancis), Dwi Agus Kuncoro ST MM MT pada sesi Open Mic, Jumat (31/5/2024).

Dijelaskan Dwi, BBWS Cimancis menyiagakan drone air dan sprinkle (mesin percik air) untuk mengantisipasi sawah kering imbas berkurangnya air irigasi. 

Dua alat ini dapat diakses petani melalui rekomendasi Dinas Pertanian atau Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) se Cirebon, Indramayu, Kuningan, Majalengka, Sumedang dan Garut, Brebes.

Dijelaskan Dwi, drone air ini dapat menyemprotkan air untuk lahan seluas 1 hektar sekali terbang. Kapasitas tangkinya 10 liter habis dalam durasi 10 sampai 15 menit. 

Penggunaan drone air hanya untuk sawah kering yang sulit dijangkau roda empat. Sedangkan sawah kering yang berada di tepi jalan lebar dapat ditolong dengan mesin percik air. 

"Ini kami menjadi yang pertama yang punya drone air ini. Harapanya mampu membantu mengantisipasi dampak kekeringan ektrem di kemarau ini," kata Dwi.

Drone air dan mesin percik air ditunjang oleh dua mobil tangki milik BBWS Cimancis. Selain untuk kebutuhan air irigasi, BBWS Cimancis juga menyiagakan air baku untuk pemukiman kering. 

"Untuk kekeringan di pemukiman, kita punya dua armada truk ait kapasitas 6.000 liter dan 5.000 liter kita droping ke pemukiman sumber airnya ambil dari sumur," jelas Dwi.

Secara makro, upaya mencegah kekeringan ekstrem juga dilakukan dengan rekayasa cuaca. BBWS Cimancis bersama lembaga terkait akan menyemai garam di awan. 

Tujuannya memancing hujan turun untuk menyuplai air di empat waduk di wilayah kerja BBWS Cimancis yang belum penuh. Yakni Situ Sedong, Situ Patok, Situ Bolang dan Situ Cibeureum.

"Penyemaian garam itu kita lakukan di masa trasisi antara musim hujan ke musim kemarau. "Target semai garam di udara untuk di empat bendungan itu," jelas Dwi. (wan)

Sumber: