Pendidikan Progresif dengan Merdeka Belajar Sebuah Refleksi dan Harapan
Prasetyo Budi Wicaksana, M.H., Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Purwokerto--
CIREBON - Kurikulum Merdeka Belajar merupakan salah satu inisiatif paling progresif dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Diluncurkan dengan tujuan menciptakan pendidikan yang lebih adaptif, inklusif, dan bermakna, program ini telah menggulirkan perubahan signifikan dalam sistem pendidikan Indonesia.
Tulisan ini akan mengulas dasar yuridis, historis, filosofis, dan sosiologis dari program Merdeka Belajar, serta merenungkan keberlanjutan program ini di masa mendatang.
BACA JUGA:Momen Membangun Atlet Berprestasi, KONI Kabupaten Cirebon Apresiasi Turnamen Futsal HUT Bhayangkara
Merdeka Belajar dilandasi oleh berbagai regulasi yang mendukung transformasi pendidikan di Indonesia.
Salah satu dasar yuridis utama adalah Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengamanatkan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
Selain itu, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 16 Tahun 2022 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah memberikan kerangka kerja bagi implementasi Kurikulum Merdeka, memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam proses belajar-mengajar.
BACA JUGA:Nama SBH dan dr Asad Hilang, Gerindra Penjaringan Ulang
Secara historis, pendidikan di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan kurikulum untuk menyesuaikan dengan tuntutan zaman.
Dari Kurikulum 1975 hingga Kurikulum 2013, setiap perubahan bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem pendidikan agar lebih relevan dengan perkembangan global dan kebutuhan lokal.
Namun, Kurikulum Merdeka Belajar adalah terobosan yang paling signifikan karena tidak hanya berfokus pada isi materi, tetapi juga pada pendekatan pedagogis yang lebih fleksibel dan kontekstual.
Inisiatif ini lahir dari kesadaran bahwa pendidikan harus mampu menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks dan dinamis.
BACA JUGA:26 Peserta Didik LKP Budi Cindrawati Jalani Ujian Tulis dan Praktik
Filosofi utama di balik Merdeka Belajar adalah humanisme dan progresivisme. Humanisme menekankan pada pengembangan potensi manusia secara utuh, menghargai individualitas setiap peserta didik, dan mempromosikan pendidikan yang menekankan pada kebebasan berpikir dan berekspresi.
Sementara itu, progresivisme dalam pendidikan berfokus pada pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata dan mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif.
Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan siswa, menjadikan proses belajar lebih bermakna dan aplikatif.
BACA JUGA:Gantikan Hartono sebagai Ketua Asosiasi Futsal Kabupaten Cirebon, Ini Janji Dadang Raiman
Dari perspektif sosiologis, Merdeka Belajar bertujuan untuk mengatasi kesenjangan pendidikan yang masih ada di Indonesia.
Dengan menyediakan akses yang lebih luas dan inklusif, program ini berupaya agar semua anak Indonesia, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau geografis, memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas.
Inisiatif seperti Awan Penggerak, yang menyediakan materi ajar secara offline, adalah contoh konkret bagaimana teknologi dapat digunakan untuk mengatasi kendala infrastruktur di daerah tertinggal.
Tujuan utama dari Merdeka Belajar adalah menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih merdeka, di mana siswa memiliki kebebasan untuk belajar sesuai dengan minat dan bakat mereka, dan guru memiliki fleksibilitas untuk mengembangkan metode pengajaran yang kreatif dan efektif.
Dengan memberikan kebebasan kepada guru untuk mengembangkan kurikulum yang relevan dengan konteks lokal dan kebutuhan siswa, diharapkan kualitas pembelajaran dapat meningkat secara signifikan.
Fleksibilitas dalam merancang kurikulum memungkinkan guru untuk menerapkan metode pengajaran yang inovatif dan sesuai dengan perkembangan teknologi dan informasi.
BACA JUGA:Gantikan Hartono sebagai Ketua Asosiasi Futsal Kabupaten Cirebon, Ini Janji Dadang Raiman
Dengan menyederhanakan dokumen yang wajib disusun, guru dapat lebih fokus pada proses pembelajaran dan interaksi dengan siswa.
Meningkatkan Partisipasi dan Keterlibatan Orang Tua. Program ini, orang tua diharapkan dapat lebih terlibat dalam proses pendidikan anak-anak mereka, menciptakan lingkungan belajar yang mendukung baik di sekolah maupun di rumah.
Mewujudkan Pendidikan yang Inklusif. Dengan menyediakan berbagai dukungan bagi daerah tertinggal dan kelompok rentan, Merdeka Belajar berupaya agar tidak ada anak yang tertinggal dalam mendapatkan pendidikan berkualitas.
Keberlanjutan Program Merdeka Mengajar di Masa Depan
Untuk memastikan keberlanjutan Merdeka Belajar, perlu adanya komitmen jangka panjang dari berbagai pihak.
BACA JUGA:Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar
Pemerintah harus terus mendukung program ini melalui kebijakan yang konsisten dan berkesinambungan.
Peraturan dan regulasi yang mendukung perlu diperbarui secara berkala untuk menyesuaikan dengan dinamika pendidikan yang terus berkembang.
Guru adalah kunci utama keberhasilan Merdeka Belajar. Oleh karena itu, pengembangan profesional guru melalui pelatihan dan pendampingan harus terus dilakukan.
Program seperti Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak harus diperluas jangkauannya untuk mencakup lebih banyak daerah.
BACA JUGA:Plafon Masjid Agung Sumber Kabupaten Cirebon Rontok, DKM Sudah Ajukan Perbaikan Senilai Rp 38 Miliar
Teknologi memiliki peran vital dalam mendukung implementasi Merdeka Belajar.
Platform Merdeka Mengajar harus terus dikembangkan dan disempurnakan agar dapat memberikan dukungan yang optimal bagi guru dan siswa di seluruh Indonesia.
Kolaborasi dengan Lembaga Pendidikan Tinggi
Perguruan tinggi harus terus terlibat dalam mendukung implementasi Merdeka Belajar melalui penelitian, pengembangan kurikulum, dan pelatihan.
Kolaborasi antara sekolah dan perguruan tinggi dapat memperkaya proses belajar-mengajar dan menciptakan sinergi yang positif.
BACA JUGA:Gantikan Hartono sebagai Ketua Asosiasi Futsal Kabupaten Cirebon, Ini Janji Dadang Raiman
Selain itu pemerintah juga harus terus meningkatkan infrastruktur pendidikan, terutama di daerah tertinggal.
Akses terhadap internet dan sumber daya pendidikan yang memadai adalah prasyarat untuk suksesnya Merdeka Belajar.
Masyarakat dan komunitas harus dilibatkan dalam mendukung pendidikan. Dukungan dari orang tua, komunitas lokal, dan sektor swasta dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Evaluasi terhadap implementasi Merdeka Belajar harus dilakukan secara berkala. Umpan balik dari guru, siswa, dan masyarakat harus digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan program ini agar tetap relevan dengan kebutuhan zaman.
BACA JUGA:Pendidikan Indonesia Menuju Masa Depan yang Lebih Baik melalui Kurikulum Merdeka
Merdeka Belajar adalah langkah progresif yang memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif dalam sistem pendidikan Indonesia.
Dengan dasar yuridis yang kuat, filosofi pendidikan yang humanis dan progresif, serta dukungan dari berbagai pihak, Merdeka Belajar diharapkan dapat menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih inklusif, adaptif, dan bermakna.
Keberlanjutan program ini sangat bergantung pada komitmen jangka panjang dan kolaborasi semua pemangku kepentingan.
Dengan semangat gotong royong dan inovasi, kita dapat mewujudkan visi Merdeka Belajar untuk pendidikan Indonesia yang lebih baik dan berdaya saing global.
BACA JUGA:KPU Sudah Bentuk KPPS dan PPK untuk PSU
Masa depan pendidikan Indonesia ada di tangan kita, dan Merdeka Belajar adalah kunci untuk membuka pintu menuju kemajuan yang lebih besar. (sep)
Sumber: