10 Selebrasi Gol Paling NYELENEH yang Berakhir dengan KARTU MERAH
Selebrasi gol-FOTO:PINTEREST-RAKYATCIREBON.DISWAY.ID
CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID -Sepak bola tak hanya tentang strategi dan kemenangan, tetapi juga ekspresi dan emosi.
Salah satu momen paling emosional dalam sepak bola adalah ketika seorang pemain mencetak gol dan merayakannya dengan suka cita.
Namun, beberapa selebrasi gol terkadang melampaui batas dan bahkan berakhir dengan kartu merah yang mengubah jalannya pertandingan. Berikut adalah 10 selebrasi gol paling nyeleneh yang berujung pada hukuman dari wasit.
10 Selebrasi Gol Paling NYELENEH yang Berakhir dengan KARTU MERAH
1. Edinson Cavani – Senapan Sniper
Salah satu selebrasi yang paling ikonik sekaligus kontroversial adalah saat Edinson Cavani dari Paris Saint-Germain mempretendikan tangannya sebagai sniper dan "menembak" ke arah tribun penonton. Hal ini berujung pada kartu kuning kedua dan kartu merah karena dianggap provokatif dan tidak patut.
2. Mario Balotelli – "Why Always Me?"
Mario Balotelli selalu dikenal dengan tingkahnya yang unik. Saat bermain untuk Manchester City, ia pernah mencetak gol dan mengangkat jersey-nya untuk menunjukkan kaos dalam bertuliskan "Why Always Me?". Ia pun diberikan kartu kuning karena aturan yang melarang pemain menunjukkan pesan-pesan pada pakaian di bawah jersey.
3. Robbie Fowler – Garis Putih
Selebrasi kontroversial lainnya datang dari Robbie Fowler yang berpura-pura menyedot garis putih lapangan yang banyak diinterpretasikan sebagai kokain. Hal ini terjadi dalam sebuah pertandingan Liverpool melawan Everton pada tahun 1999 dan Fowler pun dihukum tidak hanya dengan kartu kuning tapi juga sanksi tambahan dari FA.
4. Emmanuel Adebayor – Lari Menantang
Setelah mencetak gol melawan mantan klubnya, Arsenal, dengan seragam Manchester City, Emmanuel Adebayor memilih untuk merayakannya dengan berlari sepanjang lapangan hanya untuk mengejek pendukung Arsenal. Aksi ini memicu keributan di tribun dan Adebayor mendapatkan kartu kuning atas provokasi tersebut.
5. Nicklas Bendtner – Sponsor Terlarang
Nicklas Bendtner memperoleh kartu kuning setelah mencetak gol untuk Denmark dalam Euro 2012 dan menurunkan celananya sedikit untuk menunjukkan brand underwear yang ternyata adalah sponsor terlarang. UEFA tidak hanya memberinya kartu kuning tapi juga denda yang cukup besar.
6. Paolo Di Canio – Salut Roman
Di Canio pernah membuat kontroversi dengan "salut Roman" kepada penggemar Lazio yang dianggap sebagai simbol fasisme. Ini terjadi setelah ia mencetak gol dan dianggap tindakan yang merayakan ideologi politik, yang sangat dilarang dalam sepak bola. Di Canio menerima kartu merah dan hukuman lebih lanjut atas perbuatannya.
7. Jimmy Jump – Penyusup Selebrasi
Meskipun bukan pemain, Jimmy Jump terkenal karena aksinya menyusup ke lapangan dan mencoba merayakan gol bersama para pemain. Salah satu insiden terkenalnya terjadi pada Final Euro 2004 ketika menyerobot ke lapangan. Aksi ini menghentikan pertandingan dan Jimmy Jump pun dihukum oleh otoritas.
8. Lee Dong-Gook – Lebah Tersengat
Pemain Korea Selatan, Lee Dong-Gook, melakukan selebrasi seolah-olah ia disengat oleh lebah setelah ia mencetak gol. Berlebihan dalam aksinya, Lee melompat-lompat dan berpura-pura kesakitan hingga sang wasit memberikannya kartu kuning karena menghambat proses restart pertandingan.
9. Besart Berisha – Topeng Koboi
Berisha, striker untuk Brisbane Roar di A-League, pernah merayakan golnya dengan memakai topeng koboi yang dibawanya ke dalam lapangan. Wasit tidak terkesan dengan perayaan tidak konvensionalnya tersebut dan langsung mengeluarkan kartu kuning daripada membiarkannya melanjutkan pertunjukan barat liar-nya.
10. Carlos Tevez – Tarian Chicken Dance
Carlos Tevez, saat itu bermain untuk Manchester City, merayakan golnya dengan tarian yang mirip chicken dance yang cukup menghibur tapi nyeleneh. Terlepas dari niatnya untuk hiburan, Tevez tetap mendapatkan kartu kuning karena dianggap menghina lawan dan tidak menghormati permainan.
Dalam selebrasi, pemain harus ingat bahwa mereka tetap berada di dalam sebuah professional sport, dan setiap aksi mereka di lapangan berpotensi memiliki konsekuensi.
Sumber: