BBWS Cimancis Gaungkan Konsep Hemat Air dalam Budidaya Padi

BBWS Cimancis Gaungkan Konsep Hemat Air dalam Budidaya Padi

JELASKAN. Kepala BBWS Cimancis, Dwi Agus Kuncoro menjelaskan, teknik IPHA pada budi daya padi punya beberapa keunggulan dibanding cara konvensional. Bahkan mampu meningkatkan produktivitas padi saat panen. FOTO : SUWANDI/RAKYAT CIREBON--

CIREBON - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung (Cimancis) menginisiasi penerapan teknik pertanian dengan irigasi pertanian hemat air (IPHA). Cara ini dinilai cocok mengantisipasi resiko gagal panen imbas suplai air terbatas saat kemarau.
 
Kepala BBWS Cimancis, Dwi Agus Kuncoro menjelaskan, teknik IPHA pada budi daya padi punya beberapa keunggulan dibanding cara konvensional. Bahkan mampu meningkatkan produktivitas padi saat panen.
 
IPHA adalah merupakan teknik budidaya padi dengan sistem pengelolaan tanaman, air dan tanah. IPHA diadopai dari teknologi system of rice intensification (SRI). 
 
"Ini dalam rangka mendukung asta cita Presiden Prabowo yaitu salah satunya swasembada pangan," jelas Dwi saat mengenai konsep IPHA kepada Rakyat Cirebon, kemarin.
 
Padi, kata Dwi, pada dasarnya bukan tumbuhan akuatik meski butuh lahan yang gembur dan basah. Padi tidak membutuhkan air yang menggenang seperti yang konsep bertani konvensional yang diterapkan kebanyakan petani. Oleh karena itu, IPHA bisa jadi solusi. 
 
"Inovasi IPHA ini sudah ada sejak tahun 2020 namun belum merata ke semua petani. Metode ini memungkinkan dengan keterbatasan air petani tetap bisa budidaya padi," ujar Dwi.
 
Beberap keuntungan teknik IPHA antara lain hemat air dari satu musim tanam, hemat benih sampai 40%, hemat pupuk sampai 40% dan produksi pada meningkat hingga 3 ton dalam satu hektare tanam.
 
Upaya lain BBWS Cimanis dalam mewujudkan swasembada pangan ialah dengan mendorong perluasan lahan IPHA. Sembari tetap mengoptimalkan pengelolaan air baku melalui normalisasi waduk dan sungai.
 
"Kita rekomendasikan sungai atau lokasi irigasi yang ada airnya saat kemarau. Beberapa sungai tersebut tersebar di Garut, Sumedang, Majalengka, Indramayu, Kuningan dan Brebes. Paling banyak di Majalengka karena banyak sawah tadah hujan di sana," katanya. (wan)

Sumber: