Warga Sampiran Geruduk Kantor Balaidesa, Tuntut Kuwu Sujito Turun Segera

Warga Sampiran Geruduk Kantor Balaidesa, Tuntut Kuwu Sujito Turun Segera

KECEWA. Warga menggeruduk Kantor Balai Desa Sampiran, karena kecewa dengan kinerjanya. FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON – Ratusan warga Desa Sampiran, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, menggeruduk Kantor Balaidesa Sampiran Rabu (9/4). Mereka menuntut agar Kuwu Sampiran, Sujito, mundur dari jabatannya, dinilai tidak memiliki empati terhadap warganya.

Idris, salah satu warga Desa Sampiran, mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap Kuwu. Menurutnya, tidak ada perhatian terhadap warganya yang menjadi korban keracunan makanan setelah acara tahlilan. Padahal korbannya hingga sebanyak 138 orang dan satu di antaranya hingga meninggal dunia.

“Tidak ada kepedulian dari Kuwu, bahkan dua hari setelah kejadian, beliau baru datang ke rumah duka. Kami juga meminta kompensasi dan biaya perawatan bagi warga yang keracunan,” ujar Idris dalam orasinya.

Selain itu, warga juga mengeluhkan infrastruktur jalan rusak, seperti jalan yang tidak diperbaiki dan gedung yang mangkrak. Mereka merasa pelayanan pemerintah desa tidak maksimal karena Kuwu jarang hadir di kantor dan cenderung menghindar dari warga.

Warga juga menuntut transparansi dari APBDes. Termasuk Pendapatan Asli Desa (PAD). Sejauh ini tidak transparan, peruntukannya untuk apa saja. "Kami tidak tahu kemana dana tersebut dialokasikan, dan sudah tiga tahun ini kami merasa tidak ada perubahan yang berarti," lanjutnya.

Pernyataan senada juga diungkapkan oleh warga yang merasa kecewa dengan kinerja Kuwu selama tiga tahun terakhir. "Sudah satu periode tapi tidak ada perubahan signifikan di desa ini," tambah warga lainnya.

Aksi unjuk rasa sempat memanas. Warga memaksa masuk ke kantor balaidesa. Terjadi dorong-dorongan hingga jendela kantor balaidesa copot.

Sekretaris Camat (Sekmat) Talun, Agus Alamsyah, yang hadir di lokasi berupaya meredakan suasana. Naik ke mobil komando dan meyakinkan warga untuk mencarikan solusinya.  “Kami hadir disini untuk mencari titik temu atas persoalan yang dihadapi warga Desa Sampiran," katanya.

"Kita mempersilakan 15 orang perwakilan warga untuk berunding. Berbicara langsung dengan kuwu," tuturnya.

Hingga berita ini diturunkan, pertemuan antara warga dan pihak desa didampingi Muspika masih berlangsung untuk mencari solusi terbaik atas masalah yang ada. Sementara warga yang tidak bisa masuk ke ruangan, terus meneriakkan agar kuwu Sampiran segera turun. (zen)

Sumber: