Soal Bentrok Berdarah, Ketua F-Kamis Taryadi Tunggu Giliran Sidang

RAKYATCIREBON.ID – Dari belasan orang yang diduga terlibat bentrokan berdarah di lahan tebu Hak Guna Usaha (HGU) Pabrik Gula (PG) Rajawali II Jatitujuh pada 4 Oktober 2021, 7 diantaranya sudah menjalani proses persidangan pertama di Pengadilan Negeri Indramayu dengan agenda dakwaan, Kamis (16/12).
Beberapa terduga lainnya masih menunggu giliran, termasuk Taryadi yang disebut-sebut sebagai Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Selatan (F-Kamis).
Kuasa Hukum terdakwa, Ruslandi SH mengatakan, sesuai agenda yang telah dijadwalkan oleh Pengadilan Negeri Indramayu digelar sidang perdana dari peristiwa di lahan HGU PG Rajawali II Jatitujuh.
Peristiwa yang terjadi antara kelompok petani yang menamakan diri F-Kamis dengan petani kemitraan yang memakan korban jiwa.
“Jadi hari ini jadwalnya pembacaan dakwaan dari JPU. Tadi sudah menghadirkan 7 terdakwa, masing-masing didakwa menguasai sajam dan atau senpi sebagaimana ketentuan Undang-undang Darurat, di lokasi kejadian,” jelasnya didampingi anggotanya, Heriyanto, kemarin usai mengikuti persidangan yang digelar secara virtual.
Disampaikan, ada beberapa senjata tajam (sajam) yang memang diakui oleh para terdakwa, dikuasai pada saat terjadinya peristiwa walaupun masih belum jelas dipergunakan untuk apa.
“Bisa saja seorang petani membawa sajam seperti itu, tidak mungkin membawa buku. Pasti yang dibawa alat-alat pertanian yang serupa dengan sajam, seperti golok, arit, golok panjang, dan lainnya. Dan memang ada beberapa juga yang membawa sejenis senpi yang bisa melukai,” ungkapnya.
Menurutnya dakwaan JPU normatif. Ketujuh terdakwa yang menjalani sidang perdana itu berbeda berkas, namun pada umumnya sama. Beberapa dari terdakwa pun sudah ada saksi, termasuk saksi dari pihak kepolisian yang melakukan penangkapan.
“Saya sebagai kuasa hukum juga sudah menanyai dasar-dasar dilakukannya penangkapan. Mereka (terdakwa, red) kan petani bisa saja berada di lokasi saat peristiwanya terjadi. Namun saksi penangkap, pada saat itu sedang terjadi bentrok dan para terdakwa kedapatan membawa sajam, sehingga secara logika berkerumun dalam rangka mempertahankan haknya masing-masing,” paparnya.
Disinggung dari 7 terdakwa itu tidak termasuk Taryadi, menurut Ruslandi pada persidangan perdana perkara tersebut baru yang membawa sajam.
Untuk Taryadi yang merupakan Ketua F-Kamis dan notabene anggota DPRD Indramayu, diperkirakan akan menjalani persidangan pertamanya pada 3 pekan mendatang. Ada kemungkinan sudah masuk kalender tahun 2022.
“Ini berbeda-beda perbuatannya, sehingga pertanggungjawaban hukumnya tidak bisa dipersamakan. Ada yang membawa sajam, ada yang hanya berteriak dan berlari-lari, ada yang melakukan pembacokan, dan lainnya. Semua terdakwa kooperatif, dan mengakui semua yang didakwakan JPU. Semua yang memberikan hak kuasa hukum ada 13,” pungkasnya. (tar)
Sumber: