BRT Trans Cirebon; Tarif Sangat Terjangkau, Tapi Kurang Diminati

BRT Trans Cirebon;  Tarif Sangat Terjangkau, Tapi Kurang Diminati

RAKYATCIREBON.ID - Beroperasinya Bus Rapid Transit (BRT) Trans Cirebon belum menjadi alternatif transportasi favorit masyarakat Kota Cirebon. Setiap kali melintas, Trans Cirebon hanya mengangkut beberapa penumpang saja. Bahkan kerap kosong.

Direktur Utama PD Pembangunan Kota Cirebon, Panji Amiarsa menjelaskan, meski sepi penumpang, namun operasional Trans Cirebon tak pernah mandeg. Dia menyembut, saat ini, pengelolaan Trans Cirebon tak berpikir profit dulu. Lebih diutamakan untuk pelayanan publik.

Padahal tarifnya relatif terjangkau. Yakni Rp5 ribu umum dan Rp3,5 ribu khusus pelajar. \"Sisi komersial dari kita belum ditonjolkan, yang penting layanan publik untuk transportasi bisa berjalan,\" ujar Panji.

Panji menilai, sepinya peminat Trans Cirebon, lantaran rutenya kurang representatif. Sehingga masyarakat lebih memilih moda lain ketimbang Trans Cirebon untuk bepergian seputaran kota.

Trans Cirebon mengitari Terminal Dukuh Semar-Jalan Pesantren-Jalan Ahmad Yani-Jalan Brigjend Dharsono-Jalan Kedawung-Jalan Pilang Raya-Jalan Slamet Riyadi-Jalan Diponegoro-Jalan Samadikun-Jalan Sisingamangaraja-Jalan Benteng-Jalan Yos Sudarso-Jalan Kesunean-Jalan Kalijaga-Jalan Ahmad Yani (via bawah)- Jalan Pesantren.

Titik jemputnya ada di sejumlah tempat, yakni Kecamatan Kejaksan, Balai Kelautan, Yos Sudarso, Karang Anom, Dukuh Semar, SMPN 8 dan Living Plaza. Trans Cirebon yang dioperasikan baru empat unit.

\"Armada masih empat. Yang penting bisa menjalankan tugas itu dan layanan transportasi harus memutar terus, tidak mempertimbangkan aspek-aspek lain. Yang penting putar terus masyarakat mau pakai silakan dengan biaya murah seperti itu,\" kata dia.

Upaya perbaikan terus dilakukan. Misalnya dengan mewacanakan penambahan rute baru yang menjangkau destinasi favorit pariwisata dan kuliner. Panji mengatakan, bakal membangun komunikasi lebih lanjut dengan pemerintah daerah serta pihak-pihak terkait.

\"Kendalanya sementara ini secara trayek memang masih di seputar Cirebon. Pinggiran, gitu ya. Tapi saya harapkan barang kali ini bisa jadi proyeksi bisa diizinkan untuk lebih diperluas ke kawasan tujuan wisata kuliner maupun wisata religi seperti halnya ke Trusmi, kampung batik, kemudian ke Gunung Jati gitu ya,\" kata dia.

Dia menambahkan, rencana itu sudah sering didengungkan. \"Tapi ini baru draf yang tentu saja perlu matang dikaji. Perlu matang dibangun komunikasinya dengan stake holder yang lain seperti itu,\" jelasnya.

Menurutnya, evaluasi untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap Trans Cirebon terus berlanjut. \"Kami di sini menugaskan unit khusus untuk bisa memonitor pelaksanaan itu dijalankan oleh PT BIG (Bima Intra Global) sebagai mitra dari pihak swasta,\" ujar Panji. (wan)

Sumber: