Kelola Lahan Tebu Bersama Petani, BUMDes Sebut Keuntungan Menjanjikan

Kelola Lahan Tebu Bersama Petani, BUMDes Sebut Keuntungan Menjanjikan

Sementara dari sudut pandangnya, jika semua lahan tebu ditanami padi, produksi pasti sangat melimpah dengan luasan lahan yang tersedia. Hanya saja, pada saat panen pasti akan dihadapkan dengan harga padi yang anjlok.

“Petani tebu memang makan nasi, tapi apakah disetiap makanan tidak butuh gula? Kita juga dukung program pemerintah, swasembada gula. Bisa by data, untuk kebutuhan gula di Kabupaten Indramayu saja apakah sudah terpenuhi? kan belum. Di Indonesia itu menanam apa saja bisa tumbuh, tapi kalau gula masih impor kan lucu. Akhirnya hanya wacana dan wacana. Kita ga ngerti aturan tapi kita juga butuh makan,” paparnya.

Disebutkan Hakim, fasilitas program kemitraan yang disediakan oleh PG Rajawali Jatitujuh diantaranya pinjaman modal tanpa agunan. Kemudian tersedianya traktor, serta stok pupuk, bibit, dan herbisida. Sedangkan alat angkut hasil panen dari lahan ke pabrik sudah ada kendaraan operasional.

Hasil produksinya langsung dibeli oleh PG Rajawali dengan harga pembelian terendah dengan rendemen 6,6 seharga Rp51 ribu per kuintal. Untuk masa panen antara Juni-Oktober dengan masa panen selama 4 bulan dikarenakan lahan yang sangat luas. “Kendalanya hama tikus, sulit dikendalikan. Kalau ada yang rusak kita sulam dengan bibit baru. Dan kalau curah hujan tinggi harus sering perbaiki saluran air,” pungkasnya. (tar)

Sumber: