Gropyokan di Kertajati, Satu Tikus Dihargai Bonus Rp5.000

Gropyokan di Kertajati, Satu Tikus Dihargai Bonus Rp5.000

RAKYATCIREBON.ID - Para petani di Desa Pasiripis, Kecamatan Kertajati, melakukan gropyokan untuk membasmi tikus yang pada musim tanam rending, selalu menyerang tanaman padi dengan sangat ganas. Serangan tikus kali ini, sudah mulai merusak lahan persemaian milik petani.

Dari hasil gropyokan yang juga memanfaatkan anjing serta emposan, diperoleh ratusan tikus besar dari pematang sawah dan tanggul saluran air yang biasa menjadi tempat bersarangnya. Hasil perolehan tikus mati diberikan insentif sebesar Rp5.000 per ekor oleh Wakil Bupati Majalengka Tarsono D Mardiana asal Pasiripis yang juga suami dari kepala desa.

Menurut keterangan salah seorang Ketua Kelompok Tani, Bambang, gropyokan dilakukan untuk mengurangi ancaman gagal panen akibat serangan tikus yang biasanya lebih banyak menyerang saat musim tanam rendeng. Serangan tikus mengganas karena diduga di musim kemarau tikus-tikus kekurangan makan karena lahan sawah semua tidak ditanami.

“Begitu rendeng dan persemaian dibuat tikus langsung menyerang saat malam hari. Serangan bisa terjadi hingga bibit ditanam dan berbuah. Apalagi jika kondisi sawah tidak berair,” ungkap Bambang Ketua Kelompok Tani Saleber yang total arealnya mencapai 115 hektaran.

Warna, petani yang persemaiannya diserang tikus mengatakan, dirinya hampir akan menyemai ulang karena bibit padi yang baru disemai rusak. Namun semai ulang urung dilakukan karena gropyokan dilaksanakan lebih awal dan tikus banyak yang mati. Dengan demikian diharapkan persemaiannya bisa selamat.

Kepala Penyuluh Lapangan Kecamatan Kertajati, Ali Imron mengatakan, gropyokan biasa dilakukan para petani di wilayahnya setiap musim tanam rendeng, untuk mencegah serangan tikus. Ketika kemarau tikus kekurangan makan dan ketika mulai tanam bisa langsung menyerang.

Gropyokan dilakukan di dua areal di Desa Pasiripis meliputi Blok Sepat beres dan Saleber seluas 155 hektaran meliputi tiga kelompok tani. Sedangkan total areal sawah di Desa Pasiripis mencapai 497 hektar.

Gropyokan dilakukan secara bergilir melibatkan seluruh anggota kelompok petani dan warga lainnya, ada juga yang membawa anjing pelacak agar memudahkan dan mempercepat penemuan sarang tikus.

Kali ini setiap ekor tikus yang ditangkap petani diganti dengan uang sebesar Rp5.000 per ekor oleh Wakil Bupati Majalengka Tarsono D Mardiana yang juga terjun langsung bersama petani melakukan gropyokan.

Wakil Bupati Tarsono mengungkapkan, gropyokan adalah agenda rutin yang dilakukan para petani untuk menghindari ancaman gagal panen akibat serangan tikus.

Gropyokan dilakukan sebelum memulai masa tanam atau masih proses penggarapan sawah. Gropyokan ini bisa merusak pematang karena akan menggali pematang sawah dimana tikus bersarang, dengan demikian pematang bisa diperbaiki kembali sambil menggarap lahan.

Soal imbalan bagi petani sebesar 5.000 untuk satu ekor tikus menurut Tarsono, itu adalah untuk penyemangat bagi para petani agar lebih giat membasmi tikus agar panen bisa melimpah.

“Tikus sulit lebih sulit dibasmi dibanding hama lainnya. Cara membasmi yang paling efektif hanya dengan cara gropyokan atau menggunakan emposan dengan menyusuri setiap lubang tikus, dan menangkapnya,” kata Wakil Bupati Tarsono. (hsn)

Sumber: