Warga Resah, ODGJ Serang Tokoh Agama

Warga Resah, ODGJ Serang Tokoh Agama

RAKYATCIREBON.ID – Pria dengan gangguan jiwa di Desa/Kecamatan Mandirancan, meresahkan warga karena sering mengamuk merusak rumah hingga menyerang warga yang mendekatinya.

Seorang tokoh agama yang juga Ketua MWCNU Mandirancan, Kiai Jaenal Aripin menjadi korban pelemparan batu oleh orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) yang dikenalnya. Insiden pelemparan batu tersebut terjadi pada Jum\'at, 22 Oktober 2021 lalu saat korban usai menghadiri upacara Hari Santri Nasional (HSN) tingkat kecamatan Mandirancan.

Korban Jaenal Aripin membenarkan bahwa ketika dirinya usai mengikuti upacara HSN pekan lalu, Ia mendapat laporan dari warga bahwa ada ribut-ribut di sekitar tetangganya. Lalu korban pun menghampirinya. Rupanya pelaku, yang diketahui bernama Sobari, sedang marah-marah tidak karuan. Kemudian korban mencoba menenangkan pelaku.

\"Saat Saya mencoba menenangkan pelaku, Saya tiba-tiba dilempar batu tepat ke kepala saya, hingga berdarah,\" ujarnya.

Atas insiden tersebut korban kemudian dibawa ke Puskesmas Linggarjati dan mendapat tindakan dengan dijahit di bagian luka beberapa jahitan. \"Saya ingin pihak keluarga bisa mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan Sobari ini. Karena pelaku ini bisa dikatakan sedikit gangguan jiwa, namun masih bisa berkomunikasi,\" terangnya.

Sementara itu, Kapolsek Mandirancan AKP Junaedi ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa telah terjadi insiden pelemparan batu terhadap Ketua MWCNU Kecamatan Mandirancan, K Jaenal Aripin, menurut Kapolsek, pelaku diketahui memiliki gangguan kejiwaan. Namun diduga gangguan jiwa yang dialami pelaku tidak permanen, karena dalam beberapa kesempatan pelaku sering bisa diajak komunikasi dan sering pergi ke masjid juga.

\"Pak Kiai Jaenal sama orang yang agak sakit ingatan itu memang masih bersaudara. Jadi karena lapar, dan diduga tidak ada perhatian dari keluarganya, Ia memang sering marah-marah dan mengamuk,\" kata Kapolsek.

Saat pelaku yang diketahui bernama Sobari ini ngamuk, K Jaenal mencoba menenangkannya, namun tiba-tiba korban yang masih kerabat pelaku ini dilempar batu tepat ke kepalanya. \"Bukan penyerangan ya, itu hanya insiden internal keluarga. Pelakunya kadang-kadang hilang ingatan kadangkadang normal,\" ucapnya.

Saat ini, pihak Polsek Mandirancan, katanya, sedang melakukan upaya menekankan kepada pihak keluarga pelaku, agar jangan sampai mengacuhkan saat pelaku ini kelaparan. Karena, masih kata Junaedi, jika lapar, pelaku memang selalu marah-marah.

\"Ngamuknya hanya saat Ia lapar saja, di luar itu pelaku terlihat normal, bahkan sering ke masjid, \" ungkapnya. Pelaku diketahui mengalami gangguan kejiwaan setelah ditinggal istrinya yang meninggal dunia. Istri pelaku adalah warga Desa Kahiyangan, Kecamatan Pancalang.

\"Anggota sudah mengecek ke desa, dan rumah keluarga korban dan pelaku. Kita mediasi lah dengan Pemdes setempat, agar pelaku yang memang butuh perhatian ini tidak dibiarkan kelaparan, \" tandasnya.

Kapolsek juga mengaku sudah berkoordinasi dengan Puskesmas setempat agar pelaku mendapatkan penanganan jika dimungkinkan. Sebelumnya, diberitakan, seorang Kiai yang juga Ketua MWCNU Mandirancan, Kiai Jaenal Aripin, mengaku jadi korban pelemparan batu oleh orang yang dikenalnya. Insiden pelemparan batu tersebut terjadi pada Jum\'at, 22 Oktober 2021 lalu saat korban usai menghadiri upacara Hari Santri Nasional (HSN) tingkat kecamatan Mandirancan.(ale)

Sumber: