Petani Enggan Garap Sawah, Penyalur Pupuk Kebingungan

Petani Enggan Garap Sawah, Penyalur Pupuk Kebingungan

RAKYATCIREBON.ID - Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka memastikan ketersediaan pupuk untuk musim tanam rendeng yang akan dimulai pada pertengahan Oktober mendatang, akan mencukupi seluruh kebutuhan petani.

Keterlambatan pasokan, apalagi kelangkaan tidak akan terulang seperti tahun lalu.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka Iman Firmansyah mengungkapkan, stok pupuk untuk musim tanam rendeng adalah stok atau kuota tahun 2021, sedangkan untuk pemupukan MT II akan tersedia dari kuota pupuk tahun 2022.

“Alhamdulillah tahun ini kebutuhan petani semua terpenuhi baik untuk areal sawah maupun palawija. Kami mempermudah pembelian pupuk bagi para petani termasuk yang tidak memiliki kartu tani atau belum tertera di RDKK dengan menunjukan SPPT lahan sawahnya yang diverifikasi oleh petugas lapangan,” ungkap Iman, Jumat (1/10).

Menurutnya, stok pupuk di tingkat distributor ataupun penyalur resmi berdasarkan hasil pemantauannya masih cukup banyak. Bahkan karena banyak lahan yang tidak ditanami di musim gadu, maka pupuk akhirnya tidak terpakai.

Sejumlah penyalur pupuk di Majalengka mengakui ketersediaan pupuk urea, phonska dan organik untuk musim tanam rendeng tersedia banyak di kiosnya. Dan cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan di wilayahnya.

Neneng, penyalur pupuk di Kelurahan Cicenang, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka mengatakan, stok pupuk urea di kiosnya masih mencapai kurang lebih 5 ton dan pupuk organik sekitar 3 ton. Belum ditambah phonska. Pupuk ini sedianya untuk ketersediaan musim tanam gadu.

Hanya banyak petani yang tidak menebusnya karena mereka lebih memilih menerlantarkan sawahnya karena minimnya air. “Pupuk banyak, karena petani banyak yang tidak menggarap lahannya,“ ungkap Neneng.

Dia sempat bingung karena stok pupuk banyak. Sementara dia juga harus menebus semua kuota pupuk karena jika tidak ditebus khawatir kuota tahun depan akan berkurang yang akan berdampak pada petani.

“Kalau kuota tidak ditebus biasanya kedepannya akan dikurangi karena dianggap pupuk berlebih, padahal pupuk tidak ditebus petani karena tidak ada air,” ungkap Neneng.

Makanya dia tetap berusaha menebus semua kuota pupuk sesuai area yang tertera di RDKK termasuk pupuk organik yang sebetulnya kurang diminati para petani.

Agar pupuk organik bisa dibeli oleh petani dia berusaha menyarankan petani untuk menebusnya dan memanfaatkan pupuk tersebut sesuai himbauan Petugas Lapangan Pertanian.

Hal yang senada juga disampaikan Een penyalur pupuk lainnya yang masih menyimpan stok banyak. Dia menyebutkan pupuk selalu tersedia di kiosnya dan tidak pernah lagi mengalami kekurangan stok, semua permintaan bisa dipenuhinya sesuai quota setiap petani yang tertera di RDKK.

“Kapanpun petani butuh pupuk sekarang tersedia, kecuali kalau kuota milik petani tersebut sudah diambil,” katanya.

Sumber: