Asesmen Nasional Hanya Pemetaan, Siswa Tidak Perlu Stres
RAKYATCIREBON.ID - Asesmen Nasional sebagai pengganti Ujian Nasional merupakan bentuk penilaian atau evaluasi secara menyeluruh terhadap pengelolaan lembaga pendidikan dalam rangka pemetaan mutu pendidikan.
Penegasan itu disampaikan Kepala Kemenag Majalengka H Moh Mulyadi melalui Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, Dr H Saepulloh.
Menurut dia, Asesmen Nasional sendiri dirancang tidak hanya sebagai pengganti Ujian Nasional, dan ujian sekolah berstandar nasional.
Namun sebagai penanda perubahan paradigma tentang evaluasi pendidikan yang menyentuh terhadap semua unsur yang ada di sekolah atau madrasah.
Karena penilaian sendiri sasarannya selain siswa, juga melibatkan guru, kepala madrasah dan lembaga pendidikan itu sendiri. Berbeda ketika UN dilaksanakan itu hanya melibatkan siswa sendiri.
Bahkan, kata dia, Asesmen tidak lagi mengevaluasi capaian peserta didik secara individu. Namun, mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses dan hasil.
\"Saat ini sudah memasuki tahun pelajaran 2021/2021 dan ditengah diterapkan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) untuk tingkat madrasah aliyah. Sedangkan bagi Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) belum,\" ujarnya.
Sedangkan, Asesmen Nasional ini terdiri dari tiga bagian. Yakni, Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), survei karakter, dan survei lingkungan belajar.
Menurutnya, terkait AKM nantinya akan untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar kognitif yaitu literasi dan numerasi.
Kedua aspek kompetensi minimum ini, menjadi syarat bagi peserta didik untuk berkontribusi di dalam masyarakat, terlepas dari bidang kerja dan karir yang ingin mereka tekuni di masa depan.
Kemudian survei karakter itu dirancang untuk mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar sosial-emosional berupa pilar karakter untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila.
\"Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia, kebhinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif,\" ucap dia.
Sedangkan survei lingkungan belajar, nantinya untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah.
\"Hasil Asesmen Nasional intinya tidak ada konsekuensinya buat sekolah, hanya pemetaan agar tahu kondisi sebenarnya,\" jelas Saepulloh.
Sumber: