Duuh, Banyak Siswa Tidak Pakai Masker
RAKYATCIREBON.ID - Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka masih banyak menemukan warga sekolah yang tidak menggunakan masker saat berada di lingkungan sekolah. Selain itu, banyak yang tidak melakukan penyemprotan disinfektan secara rutin selama pembelajaran tatap muka (PTM) dilakukan.
Banyak sekolah yang tidak memiliki alat semprot sendiri. Ketika melakukan penyemprotan, peralatannya diperoleh dari meminjam. Selain itu, tempat pencuci tangan jumlahnya juga sangat terbatas.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, dr Harizal Harahap mengatakan, persoalan lain yang belum dipenuhi pihak sekolah pada pembelajaran tatap muka adalah, pengukuran suhu tubuh. Hanya dilakukan terhadap anak didik, sementara terhadap tamu dari luar tidak. Padahal hal ini penting karena bisa saja penularan Covid-19 berasal dari tamu yang datang.
“Ada sekolah yng juga tidak menyediakan tempat sampah di ruangan maupun di luar kelas. Juga tidak tersedianya toilet. Selain itu, masih ada sekolah yang tidak memiliki ruang UKS. Padahal ketika anak mengalami sakit yang harus dilakukan sebelum dibawa ke pusat kesehatan, adalah mengevakuasinya ke ruang UKS,” ungkap Harizal.
Menurutnya, enam langkah cuci tangan yang baik dan benar, pencegahan dan pengendalian penularan Covid-19 belum terpasang di sekolah.
Menyikapi persoalan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan menyarankan, perlunya edukasi cara mencuci tangan memakai sabun yang baik dan benar. Melakukan edukasi pencegahan penularan Covid-19 terhadap anak didik dan penyelenggaraan sekolah.
Selain itu, melakukan pendampingan secara berkala bagi satuan pendidikan yang belum memenuhi standar daftar titik periksa, serta pemenuhan sarana dan prasarana sesuai daftar titik oleh satuan pendidikan.
Harizal juga memaparkan, jumlah peserta didik yang hingga saat ini telah mencapai 11.288 orang.
Bupati Majalengka, Dr H Karna Sobahi MMPd menyayangkan banyaknya sekolah yang tidak bersih dalam mengelola sekolah. Sehingga kondisinya kotor dan rusak. Padahal, sekolah harus menjadi rumah buat keluarga besar.
Bupati menyebutkan, saat pemantauan ke sekolah ditemukan kondisi pintu sekolah serta toilet yang rusak. Padahal selama ini guru banyak berada di rumah.
Seharusnya, ketika melakukan pembelajaran tatap muka terbatas, waktu lebih banyak. Sehingga bisa memantau kondisi sekolah dengan lebih baik.
“Perhatikan kebersihan sekolah, upayakan ada operasi semut bagi murid. Guru lambat datang ke sekolah karena di kelas tidak nyaman, itu akan jadi siklus kesehatan. Makanya, agar kesehatan terjaga maka sekolah harus bersih dan rapi,” ungkap Bupati.
Dia menginstruksikan kepala Dinas Kesehatan untuk segera melakukan eksisting berapa kelas yang rusak, sedang dan bagus juga tingkat SMP. Supaya dua tahun ke depan atau tiga tahun ke depan semua kelas bagus.(hsn)
Sumber: