Peternak Ayam Petelur Menjerit, Harga Pakan Naik, Harga Telur Anjlok
RAKYATCIREBON.ID - Peternak ayam di Kabupaten Kuningan dan Majalengka menjerit. Pasalnya, harga telur ayam di tingkat peternak anjlok. Sebelumnya, harga telur di tingkat peternak berkisar antara Rp19.000 hingga Rp23.000 per kilogram. Namun, sejak dua minggu terakhir, harganya terus merosot sampai menyentuh angka Rp15.000 per kilogramnya.
Kondisiini tentu saja sangat berat bagi peternak ayam petelur. Pasalnya, harga pakan untuk ternak ayam petelur mengalami kenaikan. Saat ini, harga pakan ayam petelur melonjak di angka Rp6.700 per kilogram, yang sebelumnya hanya Rp5.500 per kilogram.
Pengakuan ini disampaikan salah seorang peternak ayam petelur, Ikhsan, yang memiliki kandang ayam di Desa Lengkong, Kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan.
\"Selama 1 bulan ini, kami mengalami masa-masa yang sulit, apalagi dua minggu terakhir. Sudah harga pakan naik, tapi harga telur malah anjlok. Ini dikarenakan turunnya permintaan pasokan telur,\" kata Ikhsan saat ditemui di peternakan ayam petelur Desa Lengkong, Kecamatan Garawangi, Rabu (22/9).
Ikhsan mengaku, hingga saat ini dirinya mengalami kerugian sampai puluhan juta. Bahkan, saat pemerintah mengucurkan bantuan PKH yang salah satunya telur, tidak juga berakibat naiknya harga telur.
\"Kami hanya bisa pasrah dengan keadaan sekarang. Daripada telur menumpuk dan tidak terjual, akhirnya kami jual dengan harga yang sekarang,\" keluh Ikhsan.
Menurut Ikhsan, idealnya harga telur di tingkat peternak berkisar sekitar Rp19.000-Rp 20.000 per kilogramnya. Dengan harga normal tersebut, Ikhsan menyebut dapat menutupi operasional dan mendapat keuntungan. Sedangkan harga saat ini, dirinya kesulitan untuk menutup operasional dan juga membayar karyawan.
Jika dihitung dari selisih harga jual Rp19.500 dengan harga sekarang Rp 15.500, maka dirinya mengalami kerugian sekitar Rp 4.000 per kilogramnya. Dan, setiap hari ayam petelur yang dimiliki Ikhsan sebanyak 6.500 ekor dapat menghasilkan 6 kwintal telur setiap harinya.
\"Berarti kerugian yang dialami sekitar Rp2,4 juta setiap harinya. Dalam jangka waktu 1 bulan ini, saya sudah mengalami kerugian sekitar Rp72 juta. Bisa dibayangkan, berapa banyak kerugian yang kami alami jika ini terus berlangsung,\" ujar Ikhsan.
Ikhsan menambahkan, dirinya harus menggaji 4 orang karyawan dan membayar tanggungan ke bank. Jika harga telur terus seperti ini, dikhawatirkan banyak para peternak telur yang akan tutup.
Bahkan, kata Ikhsan, selama pandemi Covid-19, dirinya tidak pernah mendapat bantuan apa pun dari pemerintah. Ikhsan berharap, pemerintah daerah Kabupaten Kuningan dapat membantu para peternak ayam petelur dan dapat memberikan solusi bagi mereka.
Sementara itu, salah seorang pedagang telur, Rahmi mengakui harga telur saat ini murah, jauh di bawah harga biasanya. “Kalau buat pembeli di masyarakat sih senang dengan harga murah. Tapi kasihan juga ya peternaknya,” ungkapnya singkat. (ale)
Sumber: