Lihat Langsung Tambak Garam, Bupati Dapat Keluhan Petambak

RAKYATCIREBON.ID – Bupati Nina Agustina belum lama ini melihat langsung tambak garam yang ada di Desa/Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu. Kesempatan itu dimanfaatkan para petambak untuk menyampaikan beragam keluhan dan meminta ada perhatian pemerintah secara khusus.
Dari berbagai keluhan itu salah satunya terkait harga garam yang setiap tahunnya selalu anjlok. Menyikapi keluhan itu, bupati memastikan Pemkab Indramayu akan memerhatikan keluhannya.
Pihaknya pun akan melakukan pemantauan dan langkah-langkah agar harapan petambak garam bisa terwujud. Hal itu bukan hanya untuk petambak garam di wilayah Krangkeng, juga petambak garam di wilayah lainnya di Kabupaten Indramayu.
“Mendengar harapan dari petani garam, kita akan membahasnya lebih intens dengan dinas terkait, termasuk membawanya ke pemerintah pusat. Perhatian kita saat ini adalah infrastruktur. Tadi jalan masuknya saja rusak. Nanti akan kita perbaiki supaya aksesnya cepat, juga kita akan memberikan bantuan listrik. Kita peduli kepada semuanya, termasuk kepada petani garam,” jelasnya.
Dikatakan, menurunnya harga garam sudah menjadi persoalan lama. Untuk itu Pemkab Indramayu akan melakukan pengecekan dan upaya terobosan dalam meningkatan harga garam di tingkat petani. Sehingga perekonomian para petambak meningkat dan kehidupannya lebih sejahtera.
“Produksi garam di Krangkeng sangat bagus, putih sekali. Mudah-mudahan bisa meningkat, saling support, saling doa, saling dukung dan petaninya juga semangat,” ujarnya.
Pembina Garam dan Pencipta Paten Produksi Garam Sepanjang Tahun, Anwar Kurniawan menerangkan, sebagai mitra pemerintah pihaknya akan memaksimalkan program yang sudah dikembangkan, yakni dari segi koperasi.
Menurutnya, dengan pola koperasi kesejahteraan petani akan bisa meningkat, karena hasil produksi garam dari petani masuk ke koperasi terlebih dulu sebelum ke pasaran.
Dipaparkan, produksi garam di Desa Krangkeng bisa mencapai 140 hingga 160 ton per hektar setiap tahunnya.“Programnya mungkin akan dirapihkan dari segi koperasi supaya nanti petaninya ada gotong royong dan kerjasama. Dari situ pemerintah pasti memperhatikan petani garam Indramayu, termasuk di Krangkeng, Losarang, dan pesisir lainnya akan terintegrasi. Inilah konsep kita untuk 4 tahun kedepan,” ungkapnya.
Dipastikan Anwar, kebutuhan garam sangat banyak. Oleh karena itu cara terbaik memenuhi pasokan garam adalah dengan memproduksinya sendiri.
“Memang pada tahun ini kita impor lebih dari 3 juta ton. Sehingga kalau garam tidak dibudidayakan, maka impor akan naik sebesar 25 persen per tahun. Ini yang membuat kita tertarik dan menjadi tantangannya untuk memproduksi garam,” pungkasnya. (tar)
Sumber: