Hasil Lab Burung Pipit Mati Masal, Negatif Flu Burung

Hasil Lab Burung Pipit Mati Masal, Negatif Flu Burung

RAKYATCIREBON.ID - Pemeriksaan sample air liur dan beberapa bahan sample lain yang diambil dari burung pipit yang mati masal di halaman gedung Setda Kota Cirebon, mulai membuahkan hasil.

Kepala Bidang Pertanian dan Peternakan pada Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon, Iin Inayati mengungkapkan, setelah dilaporkan, langsung dikoordinasikan dengan UPTD Balai Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (BKHKMV) Cikole.

BKHKMV Cikole membawahi SUP Lab Losari serta BVet Subang, dimana tim dari BVet Subang, SUP Lab Losari dan BKSDA pada hari tersebut, turun ke lapangan guna memeriksa kasus kematian masal burung pipit tersebut.

\"Saat kejadian, tim gabungan langsung turun mengumpulkan semua yang dibutuhkan untuk pemeriksaan,\" ungkap Iin.

Dari pemeriksaan di TKP, lanjut Iin, ditemukan beberapa fakta. Bahwa ratusan burung pipit ditemukan mati pada pukul 06.30 dalam jumlah sangat banyak di bawah pohon sawo kecil yang selama ini dijadikan sarang burung pipit.

Kemudian, diketahui juga bahwa sebelum kejadian didahului hujan yang pertama, dari malam hingga siang hari di Cirebon. Sementara itu, tidak terjadi kematian pada jenis burung gereja yang bersarang pada sela-sela bangunan gedung di Balaikota.

\"Itu beberapa fakta di lapangan hasil tim gabungan,\" lanjut Iin.

Di lapangan, kata Iin, tim medis mengambil sample dengan metode swab. Setelah diperiksa di lab, dan hasil pemerikasaan menggunakan alat uji Rapid Test terhadap Avian Influenza (AI/Flu Burung) dan New Castle Disease (ND), menunjukan hasil negatif.

Sedangkan uji Patologi menunjukan pendarahan pada kepala, yang kemungkinan diakibatkan burung jatuh dari ketinggian. Namun pada organ bagian dalam tidak menunjukan perubahan. Sehingga kesimpulan sementara, kematian ratusan unggas di Balaikota Cirebon bukan disebabkan penyakit Avian Influenza (AI) atau New Castle Disease (ND).

\"Kemungkinan penyebab kematian masal burung pipit akibat fenomena alam yang ekstrem yang diterima burung pipit. Tapi kesimpulan masih bersifat sementara. Karena hasil pengujian bakteriologis belum kami terima dari Balai Veteriner Subang,\" kata Iin.

Sementara itu, pasca terjadinya ratusan burung pipit mati, sejumlah pohon di parkiran gedung Setda disemprot petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dengan cairan disinfektan.

Petugas Pusdalops BPBD, Fadlan mengatakan, penyemprotan yang dilakukan petugas merupakan tindak lanjut dari kejadian beberapa hari lalu.

\"Pasca kematian burung, kita lakukan penyemprotan titik-titik pohon yang kemarin ada kejadian,\" ungkap Fadlan.

Secara efektivitas dari penyemprotan yang dilakukan, kata Fadlan, pihaknya pun tidak terlalu memahami. Hanya saja, Dinas Kesehatan dan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) berkoordinasi dengan BPBD dan meminta untuk dilakukan penyemprotan.

Sumber: