Produk Daring, Siswa Tak Bisa Baca
RAKYATCIREBON.ID – Selama pandemi, pembelajaran tatap muka ditiadakan. Yang ada, hanya pembelajaran daring. Hasilnya, negatif. Pasalnya, siswa yang sudah menduduki kelas dua SD, ternyata belum bisa membaca.
“Kemarin saja, ketika daring masih ada anak kelas 2 belum bisa baca. Karena mungkin pendidikan dirumahnya. Orang tuanya sibuk, akhirnya pendidikannya kurang maksimal,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, H Denny Supdiana SE MM, kemarin.
Sebagaimana diketahui, selama pembelajaran daring, dibutuhkan peran orang tua, dalam suksesi pembelajaran anak. Orang tua tak memperhatikannya, hasilnya dapat dilihat.
Tapi, kini tak perlu khawatir lagi, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sudah dilaksanakan. Sesuai dengan anjuran protokol kesehatan (Prokes) ketat. Dilaksanakan sejak 19 Agustus lalu. Semua lancar, tanpa hambatan. Dilaksanakan sesuai surat edaran menteri tanggal 16 Agustus kemarin.
“Kita menindaklanjutinya dengan surat edaran kepala Dinas Pendidikan tanggal 19 Agustus. Disitu menyebutkan bahwa sekolah khusunya SD dan SMP sudah bisa melaksanakan tatap muka dengan syarat tetap 50 persen,” katanya.
Adapun ketentuannya, kata dia, yang pertama adalah harus ada izin dari orang tua siswa. Kedua harus hasil musyawarah dari komite. Ketiga harus ada pembicaraan dengan satgas covid tingkat kecamatan. Ketiga tahapan itu harus dilalui, sehingga PTM bisa dilaksanakan.
Sementara, penerapan prokes yakni, memakai masker, menjaga jarak diatur oleh sekolah. Dan 50 persen untuk pelaksanaan pendidikannya. Misalnya, tutur mantan Kadishub, ada yang membagi kelas 1, 2, dan 3 hari Senin, Rabu, dan Jumat. Kelas selanjutnya itu hari Selasa, Kamis dan hari Sabtu. “ Kebanyakan begitu. Dan alhamdulillah dilaksanakan. Itu sudah sesuai dengan ketentuan dan tidak ada masalah,” paparnya.
Meski demikian, pihaknya tak memungkiri diawal pelaksanaan terdapat beberapa kendala. Seperti halnya prasarana dan lingkungan yang belum tertata dengan baik. “Seperti ada rumput dan segala macam, karena sudah lama ditinggalkan sekolah itu, sudah ditinggal oleh murid oleh guru,”katanya.
Namun, lanjut dia, pada intinya masyarakat khususnya orang tua siswa menyambut baik dengan adanya PTM ini. Karena ini adalah suatu harapan mereka. Menurutnya, pembelajaran secara daring pun menjadi sebuah peringatan tersendiri bagi para orang tua. Karena betapa banyaknya kendala dam permasalahan yang terjadi selama belajar dirumah.
Sehingga, peran guru dalam mendidik anak-anak, dapat dirasakan. Khususnya bagi walimurid yang kerap memprotes ketika guru bersikap sedikit lebih keras terhadap buah hatinya. “Sekarang menyadari ketika belajar dirumah banyak sekali kendala, banyak sekali permasalahan yang harus dilakukan dalam mendidik anak apalagi anak SD,” pungkasnya. (zen)
Sumber: