Anak-anak Pencari Uang Receh Berasal dari Luar Daerah
RAKYATCIREBON.ID - Anak yang mengecat tubuhnya di perempatan lampu merah di Majalengka kini terus bertambah. Mereka bukan lagi berasal dari Majalengka melainkan dari Cirebon yang sengaja datang untuk mencari uang di perempatan jalan.
Semula anak yang mengecat hampir seluruh tubuhnya dan mencari uang di perempatan lampu merah dilakukan warga Kelurahan Tonjong, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka dilakukan remaja usia SMP.
Kini, perilaku serupa dilakukan empat anak usia SD dan SMP berbaju badut dan mengecat hampir seluruh tubuhnya mencari uang di jalanan dengan menyodorkan kotak kepada pengguna jalan.
Mereka mengaku bernama N (14), M (10), Me (11) dan R (12) yang kesemuanya warga Cirebon. Keberadaanya di perempatan Lampu Merah Cigasong dan Tonjong serta Abok tanpa mengenakan sandal walau cuaca panas dan bahkan masker dengan alasan tidak punya.
Bahkan anak-anak itu mengaku tak khawatir dengan Covid-19 dengan alasan selalu merasa sehat. Orangtua mereka yang katanya bekerja sebagai penjual balon keliling tak khawatir dengan mereka, malah M diberinya baju badut oleh orangtuanya untuk berada di jalan untuk dipergunakan setiap beraktifitas di jalanan.
Sehari, rata-rata mereka memperoleh pendapatan sebesar Rp75 ribu. Sedangkan Mar memperoleh uang antara Rp50 ribu hingga Rp60 ribu per hari. Uang tersebut katanya mereka gunakan untuk jajan dan makan.
Uang sebesar itu diperolehnya di jalan selama beberapa jam. Berangkat dari rumah pagi hari pukul 07.00 WIB dan tiba di Cigasong sekitar pukul 08.00 WIB.
Begitu tiba mereka mengganti kostum badut di sebuah gang serta dua anak lainnya saling mengecat tubuh dengan cat yang dibawanya dari Cirebon. Begitu selesai mereka langsung ke jalan membawa dus kecil yang dilubangi untuk diisi para pengguna jalan.
Anak yang berpakaian badut tubuhnya dikalungi tape kecil dengan musik dangdut atau lagu Cirebonan dengan suara sangat nyaring.
Saat cuaca panas dan kegerahan kepala badut dilepas dan hanya bagian badan yang berbaju badut, sedangkan bagian kepala badut disodorkan kepada pengguna jalan untuk diisi uang.
Beberapa pengendara yang iba segera mengeluarkan uang dari saku atau dompetnya dan memasukan uang recehan.
Aksinya tidak hanya dilakukan di Kota Majalengka namun berpindah-pindah, terkadang selama beberapa hari di Majalengka kemudian pindah ke Palimanan atau tempat lainnya yang dinilai penghasilan lebih besar.(hsn)
Sumber: