BMKG Warning Datangnya Musim Angin Kumbang
RAKYATCIREBON.ID - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Jatiwangi meminta masyarakat waspada dengan munculnya angin kumbang atau di Majalengka biasa disebut “angin lalakina”. Peristiwa ini biasanya terjadi di bulan Juli hingga awal Oktober mendatang.
Angin ini ditandai dengan adanya kenaikan suhu udara sebesar 2-5 derajat celcius per jam pada pagi hari hingga siang hari. Forecaster BMKG Jatiwangi Ahmad Faa Iziyn mengatakan, munculnya angin kumbang juga ditandai dengan penurunan kelembaban udara antara 5 hingga 34 persen per jam pada pagi hingga siang hari.
Angin kumbang, menurut Faa Iziyn, merupakan angin fohn. Angin yang bertiup turun sepanjang lereng gunung menuju dataran yang lebih rendah, dengan suhu udara yang tinggi. Dengan tingkat kelembaban udara yang rendah.
“Untuk wilayah Majalengka, Cirebon dan Kuningan, angin kumbang ini berasal dari Gunung Ciremai,” ungkapnya kepada Rakyat Cirebon, Selasa (13/7).
Dampak dari munculnya angin kumbang ini, akan terjadi kenaikan suhu udara mencapai 38 derajat celcius. Terjadinya penurunan kelembaban udara hingga dapat mencapai 20 persen. Serta peningkatan kecepatan angin mencapai ratusan km per jam.
Pada saat muncul angin kumbang, Faa Iziyn menyarankan agar masyarakat lebih banyak mengonsumsi air minum. Sebaiknya menggunakan pelembab atau lotion karena kulit akan kering. Menggunakan tabir surya dan persiapan luar ruangan lainnya seperti kacamata dan masker, di samping mengantisipasi paparan Covid-19. Kemudian, menghindari pepohonan yang rimbun dan tinggi, menjaga kemungkinan pohon tumbang akibat tiupan angin besar.
Wilayah Kabupaten Majalengka sendiri, sudah memasuki musim kemarau sejak Juni lalu. Namun demikian, musim kemarau bukan berarti tidak ada hujan sama sekali. Karena hujan masih tetap ada dengan intensitas di bawah 155 mm per bulan.
Pada umumnya, menurut dia, musim kemarau tahun ini diperkirakan bersifat di atas normal. Artinya, kondisi curah hujannya lebih banyak dari tahun 2020 lalu atau dari rata-rata normal.
“Beberapa hari kemarin suhu udara terasa dingin pada malam dan pagi hari. Ini disebabkan adanya pergerakan masa udara dingin dan kering dari Australia ke Asia yang melewati wilayah-wilayah Indonesia,” ungkapnya.
Saat musim kemarau tutupan awan sedikit, atau bisa dikatakan tidak ada. Sehingga, bumi ini jadi semacam tidak berselimut. Panas yang diserap pada siang hari akan sangat mudah dilepas pada malam hari. Sehingga malam hari terasa lebih dingin dari biasanya.
Angin kumbang sendiri di Kabupaten Majalengka disebut angin lalakina. Karena angin yang terjadi bisa sangat besar dan bisa menyingkap rok perempuan bagi yang mengenakan rok lebar.
Angin Majalengka yang dikenal besar pun bisa menggoyang laju kendaraan sepeda motor. Tak jarang ketika pengendara tidak mampu menyeimbangkan laju dan kemudi kendaraan, dengan kencangnya angin, maka pengendara bisa terjatuh. Kemunculan angin ini, bisa membuat lantai rumah tebal dengan debu.
“Kalau lagi angin besar, membawa sepeda motor bisa susah, kena hempasan angin. Demikian juga saat laju kendaraan terlalu lambat,” kata Wisnu, salah seorang asal Pakubeureum, Kecamatan Kertajati. (hsn)
Sumber: