Dewan Pertanyakan Penundaan Pengerukan Sungai Sukalila

Dewan Pertanyakan Penundaan Pengerukan Sungai Sukalila

RAKYATCIREBON.ID - Komisi II DPRD Kota Cirebon mendorong upaya pemanfaatan lumpur sedimentasi hasil pengerukan muara Sungai Sukalila, khususnya untuk mengurug balong-balong yang berada di Kelurahan Kesenden. 

\"Sekarang memang pengerjaan pengerukan ditunda dulu karena beberapa hal, salah satunya masalah sosial. Nanti pihak lurah dan camat akan menyelesaikannya,\" ungkap Ketua Komisi II DPRD Kota Cirebon, Ir Watid Sahriar MBA saat rapat bersama semua pihak terkait pengerukan muara Sukalila belum lama ini.

Bukan hanya menyoroti lumpur hasil pengerukan, proses pengerukan yang belum selesai pun dipertanyakan wakil rakyat.

Watid mempertanyakan imbas dari pengangkutan sedimentasi. Seperti munculnya kerusakan jalan dan bau yang ditimbulkan akibat hilir mudiknya truk pengangkut lumpur.

\"Bukan hanya itu, kondisi lain dampak pengangkutan lumpur sedimentasi juga harus diperhatikan,\" tegas wakil rakyat dari Partai Nasdem tersebut. 

Sementara itu, Kabid SDA DPUPR Kota Cirebon, Agung Kemal Hasan mengatakan, sedimentasi hasil pengerukan bisa saja dimanfaatkan untuk mengurug kolam-kolam yang ada di wilayah Kesenden.

Namun sebelumnya, lumpur yang akan dijadikan material urugan terlebih dahulu didiamkan di lokasi pengerukan agar mengering.

\"Tidak bisa langsung diangkut. Selain bau, bisa berdampak terhadap kerusakan truk. Karena sedimentasi ini mengandung zat besi. Itu kan air laut. Jadi harus dikeringkan dulu,\" kata Agung.

Dia menjelaskan, proses pengerukan muara Sungai Sukalila memang dihentikan sementara. Hal tersebut karena alat berat milik BBWS harus dipakai untuk merevitalisasi tanggul sungai yang jebol di Kabupaten Indramayu yang dinilai lebih urgen saat ini.

\"Yang waktu kejadian banjir di Indramayu, kan ada yang jebol. Sekarang agenda terdekatnya adalah kita akan duduk bareng membahas kelanjutan pengangkutan sedimentasi lagi. Seperti waktunya, lokasi dan kesepakatan dengan warga. Sementara ini, warga tidak masalah,\" kata Agung.

Sebelumnya diberitakan Rakyat Cirebon, para nelayan mengeluhkan progres pengerukan yang terkesan asal dan belum 100 persen selesai. Pasalnya, dampak pengerukan yang tidak selesai, membuat perahu para nelayan sulit untuk masuk muara. Bahkan, masih banyak perahu-perahu yang terjebak lumpur sedimentasi. (sep)

Sumber: