Seniman dan Budayawan Ngeluh Tidak Dilibatkan Bangun Cirebon
RAKYATCIREBON.ID – Pemkab Cirebon diminta serius melibatkan seniman dan budayawan Cirebon dalam pembangunan daerah.
Pasalnya, sebagai kota seni dan budaya tingkat nasional, pembangunan daerah berbasis kebudayaan justru minim melibatkan seniman dan budayawan secara langsung.
Hal itu terkuak dalam sesi bincang santai antara sejumlah seniman dan budayawan Cirebon bersama Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, Siska Karina di salah satu rumah makan di Cirebon, Sabtu (13/3).
Dalam pertemuan itu, seniman dan budayawan mengadukan minimnya inisiatif SKPD terkait pelibatan seniman dan budayawan.
Ketua DKKC, Ahmad Jajuli mengakui, selama ini program-program pembangunan daerah berbasis kebudayaan baru sebatas seremoni.
“Pembangunan kebudayaan hanya sebatas pemanis bibir. Belum menyentuh pada esensi kebudayaan itu sendiri,” jelas Jajuli memulai diskusi.
Jajuli menambahkan, ada kecenderungan pelaku seni dan budaya hanya dijadikan objek pembangunan.
Belum benar-benar diberi ruang dan dukungan untuk mengembangkan seni dan budaya terutama dalam penganggaran dan kesempatan tampil.
“Belum dijadikan subjek pembangunan budaya,” ujar Jajuli.
Dalang Wayang, Sanali mengatakan, salah satu yang diinginkan para dalang ialah diberi kesempatan tampil yang adil.
“Dari hasil rembukan para dalang. Ingin diberi kesempatan tampil. Jangan dimonopoli salah satu kesenian,” kata dia.
DDKC selaku payung besar seniman dan budayawan Cirebon harus diberi kewenangan untuk mengatur hal itu.
“(Kewenangan) jangan diserahkan ke Pepadi. Harus ke DKKC selaku yang membidangi kesenian Cirebon,” tambah Sanali.
Namun faktanya, kata Sanli, masih saja ada monopoli kesempatan tampil lantaran unsur kedekatan dengan orang dinas. Dia ingin sistem itu segera dihapus.
Sumber: