BPBD Provinsi Tunjuk Desa Japurabakti Sebagai Destana
RAKYATCIREBON.ID - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat memilih Desa Japurabakti, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon sebagai Desa Tanggap Bencana (Destana). Ditargetkan, dalam satu bulan kedepan, semua perangkat tanggap bencana sudah terbentuk di desa tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Barat, Dani Ramdan menyebut pembentukan ini sesuai dengan rencana Pemprov Jabar. Untuk satu provinsi, Dani menyebut ditargetkan terdapat 500 Desa/Kelurahan Tanggap Bencana (Destana).
\"Untuk tahun ini kita pilih Desa Japurabakti sebagai Destana. Sudah ada sekitar 250 desa/kelurahan yang kita bentuk dari target 500an Destana,\" ujar Dani kepada wartawan, Senin (22/2) usai Pencanangan Destana Tahun 2021 di Patra Hotel Cirebon.
Dijelaskan Dani, pemilihan Desa Japurabakti salah satunya adalah kondisi wilayah yang sering mendapatkan bencana. Dirinya melihat, semua kesiapan untuk menjadi Destana sudah bisa dipenuhi.
\"Semua syarat sudah ada termasuk juga anggaran dari APBDes. Kita targetkan bulan depan sudah bisa berjalan,\" tambahnya.
Untuk diwilayah Kabupaten Cirebon sendiri, sudah terdapat tujuh Destana sebelum Desa Japurabakti dicanangkan. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan akan ada Destana baru lainnya.
\"Kita sementara akan fokus di delapan desa tangguh bencana yang sudah ada. Kita akan programkan semua pihak dalam Destana itu diberikan pemahaman dan juga bimbingan dalam menghadapi bencana,\" ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Alex Suheriyawan.
Ditempat sama, Anggota DPR RI, Hj Selly Andriyani Gantina menyambut baik dengan pembentukan Destana ini. Dia berharap, pembentukan Destana ini bisa diperbanyak.
\"Jika kita melihat peta yang tadi disajikan, wilayah rawan bencana ini sangat banyak sehingga dibentuknya desa tanggap bencana ini adalah hal yang sangat baik. Pemerintah pusat tentunya sangat mendorong agar lebih banyak lagi destana yang ada,\" ujar Selly.
Disamping itu, Selly juga mengungkapkan keberadaan destana bukan hanya bermanfaat saat adanya bencana. Terpenting, pengetahuan masyarakat mulai lingkup keluarga terhadap bencana lebih mendalam lagi.
\"Bahkan, kita akan mendorong pendidikan kebencanaan ini bisa masuk di kurikulum. Artinya, mulai dari anak usia dini hingga akademisi lebih berperan aktif dalam hal ketanggapdaruratan bencana,\" tutupnya. (yog)
Sumber: