Warga Sindangwangi Duluan Menikmati Pamsimas

RAKYATCIREBON.ID-Kepala Bidang Infrastruktur Permukiman Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat, Lucky R Sumanang melakukan survei dan peninjauan ke Desa dan Kecamatan Sindangwangi.
Survei tersebut terkait Program Nasional Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas).
Menurut Lucky, Pamsimas sendiri merupakan program nasional dan sudah ada di beberapa kabupaten dan kota di Indonesia termasuk Jawa Barat.
Sayangnya, di Kabupaten Majalengka sendiri program itu belum masuk. Sehingga pihaknya terus berupaya mendorong agar program itu bisa dilakukan di seluruh desa di Kabupaten Majalengka.
“Desa dan Kecamatan Sindangwangi sebagai pilot project dan program Pamsimas di Kabupaten Majalengka yang pertama. Programnya, penyediaan air minum berbasis masyarakat,” kata Lucky kepada Rakyat Cirebon, Kamis (18/2).
Dimana semua pola dari mulai perencanaan, pembangunan dan pengelolaannya masyarakat terlibat seratus persen.
“Program Pamsimas ini sangat efektif karena berdasarkan hasil kajian dan evaluasi, program penyediaan air minum yang dibangun melalui partisipasi masyarakat, ternyata keberlangsungannya lebih awet dan tahan lama,” tandasnya.
Bahkan, kata dia, dari sekitar 1100 Pamsimas yang sudah dibangun di Jawa Barat yang berbasis partisipasi masyarakat, satupun tidak ada yang mangkrak.
Program itu sendiri sambung Lucky bisa dilakukan oleh semua desa, dan tidak ada klasifikasi desa mana saja yang diprioritaskan dapat, asalkan memenuhi persyaratan. Pertama, desa yang belum terakses kebutuhan air minumnya, dan sudah memiliki sumber mata air yang akan digunakan.
“Daya dukung dari pemerintah terkait program ini sangat full, baik dari tingkat Nasional, Provinsi. Sebab air minum ini sekarang sudah menjadi isu nasional, bahkan jadi komitmen global negara di dunia. Agar 100 persen warga di desa desa bisa diakses. Dan di Jabar sendiri kami sudah memiliki program 100.0.100,”tuturnya.
Menurut Lucky, yang dimaksud dengan program 100.0.100 itu sendiri penjabaran adalah 100 persen terpenuhinya akses air minum masyarakat, dan 0 atau nol warga dan lingkungan kumuh, serta 100 persen terpenuhinya sanitasi masyarakat secara baik.
“Program itu awalnya ditargetkan bisa rampung di tahun 2019. Namun sampai saat ini ternyata baru terselesaikan sekitar 80 sampai dengan 90 persen saja. Sisanya akan dikejar di tahun 2021 hingga 2022,” imbuhnya. (pai)
Sumber: