Perbaikan “Lobang Sewu” ternyata Belum Dianggarkan
RAKYATCIREBON.ID – Ruas jalan di Kabupaten Cirebon banyak rusaknya. Bergelombang, tak nyaman dilewati kendaraan. Terlebih saat ini, disaat musim hujan berada dipuncaknya. Jalanan pun berubah drastis. Seperti kolam ikan. Penuh dengan genangan air.
Makanya, masyarakat pun secara terbuka mengkritik. Caranya cukup inovatif. Foto jalan berlubang, didesign menjadi menarik. Sebut saja misalnya, Jalan Raya Pabuaran-Ciledug. Dibuat menjadi meme. Disebut sebagai zona wisata baru. Lobang Sewu.
Kemudian, di kawasan Taman Tukmudal Indah Sumber Cirebon, foto taman tersebar di media sosial. Dengan tulisan Selamat Datang di Wisata Baru, Jeglugan Sewu. Tidak disarankan bagi wanita hamil dan penderita darah tinggi.
Rupanya, cara tersebut menarik perhatian. Terbukti ampuh. Kritiknya sampai kemata dan telinga para pemangku kebijakan. Mereka pun, serius membahas untuk menyelesaikannya.
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Cirebon, Hermanto SH mengaku telah melakukan rapat kerja dengan DPUPR. Isu utamanya, berkaitan dengan banyaknya ruas jalan rusak di Kabupaten Cirebon.
\"Khusus untuk wisata lobang sewu di Pabuaran atau ruas jalan Pabuaran-Jatiseeng segera dibangun jalannya. Itu mengkhawatirkan. Lubangnya memang sangat banyak. Kontruksi jalannya harus permanen. Harus secepatnya,\" kata Hermanto.
Ternyata, diketahui 2021, untuk perbaikan jalan belum dianggarkan. Akhirnya didesak, agar dianggarkan segera. DPUPR pun mengajukan adanya perubahan parsial. Dikhususkan untuk 17 ruas jalan dan saluran air. Berlaku hanya untuk keperluan darurat. Diantaranya, Jalan Pabuaran-Jatiseeng, Jalan Kanci-Lemahabang. Kemudian jalan di Plumbon.
\"Intinya ada 17 titik ruas jalan. Itu untuk yang darurat saja. Akan dilaksanakan di perubahan parsial. Menjadi program prioritas,\" akunya.
Artinya, ditahun anggaran murni, untuk perbaikan jalan tersebut telah dianggarkan. \"Kerusakannya kan sudah terjadi sejak sebelum musim hujan. Turun hujan, ya tambah parah kerusakannya. Jadi sudah ada niatan untuk menyelesaikam PR ditahun ini,\" tuturnya.
Hanya saja, kata Politisi NasDem itu, jntuk kawasan di Tukmudal. Belum bisa dipastikan menjadi bahasan. Alasannya, lantaran perlu adanya kajian. Apakah kawasan tersebut menjadi ranahnya Pemda, atau Perumahan.
\"Kita perlu melihat dulu apakah Fasumnya sudah diserahkan ke Pemda belum. Itu berbeda. Itukan fasilitas pengembang. Pribadi. Masa Pemda bangun kesitu. Milik Pemda aja masih banyak kok. Kecuali klo sudah diserahkan. Bisa dibangun,\" paparnya.
Menurutnya, kedepan pola penganggarannya harus dirubah. Pelaksanaan lelang dan pembangunan mesti dilakukan sebelum musim hujan. Agar maksimal hasilnya.
Untuk kebutuhan mendesak, proses perbaikan harus dilakukan. Meski sifatnya masih tambal sulam.
\"Ya itu harus. Karena bisa berdampak buruk bisa menimbulkan kecelakaan. Tapi nanti harus dibangun permanen, ketika sudah selesai musim hujannya,\" pungkasnya. (zen)
Sumber: