Libatkan Akademisi dan Praktisi, Usaha Kadin Benahi Ekonomi dan Pariwisata Cirebon

Libatkan Akademisi dan Praktisi, Usaha Kadin Benahi Ekonomi dan Pariwisata Cirebon

RAKYATCIREBON.ID - Kota Cirebon akan benar-benar ditinggal wisatawan jika tak segera berbenah. Data Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (DKOKP) Kota Cirebon mencatat, sepanjang 2020 kunjungan wisatawan hanya di angka 600 ribu saja. Jauh di bawah target dua juta wisatawan yang dicanangkan Pemerintah Kota dalam setahun.

Memang, hal hal itu sebagian besar imbas pandemi Covid-19 yang mewabah sepanjang 2020. Sehingga aktivitas masyarakat dibatasi. Destinasi wisatapun menyesuaikan jam operasional yang lebih pendek dari biasanya.

Di samping perjalanan wisata rombongan juga dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan ketat dan hanya boleh diikuti maksimal oleh 50 sampai 70 persen kapasitas. Hasilnya, sektor yang menjadi sumber PAD terbesar Kota Cirebon ini benar-benar terpuruk.

Dalam situasi sulit itu, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Cirebon ingin akademisi dan praktisi terlibat dalam pemulihan ekonomi dan kepariwisataan di kota wali. Langkah itu diawali Kadin dengan menjalin sinergi dengan sejumlah lembaga dan perguruan tinggi di Kota Cirebon.

Setelah lakukan kunjungan ke Bank Indonesia (BI) Cirebon dan IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Kadin bertandang ke Poltekpar Prima Internasional, Senin (8/2).  Kedatangan rombongan Kadin yang dikomandoi Ketua Harian, Ismayasari disambut Direktur Poltekpar Prima Internasional, Dr Chondro Suryono beserta jajarannya.

Pertemuan dengan Poltekpar Prima Internasional membahas agenda strategis Kadin. \"Kadin memiliki program education solution yang di dalamnya mendukung perekonomian Indonesia di bidang perhotelan, pariwisata, dan ekonomi kreatif,\" ungkapnya, kemarin.

Ismaya menambahkan, Kadin mengintegerasikan program tersebut dengan sejumlah perguruan tinggi, seperti dengan Politekpar Prima Internasional melalui tri dharma perguruan tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

\"Berdasarkan masukan dari stake holder, yang paling seksi di Cirebon ini yang dapat dijadikan destinasi adalah kuliner, wisata religi, kota pusaka, dan budaya,\" terangnya.

Pekerjaan besar untuk mewujudkan cita-cita itu butuh dukungan banyak pihak. Sehingga, papar Ismaya, sudah saatnya Cirebon memiliki sanggar budaya sendiri dengan konten budaya yang padat, karena Cirebon itu kaya akan hal tersebut.

\"Untuk itu kita akan memberikan masukan-masukan kepada pihak pemerintah  bersama akademisi, praktisi, dan stake holder untuk yang sekiranya perlu dibuatkan sebuah aturan atau kebijakan pemerintah berdasarkan dunia pariwisata dan perhotelan,\" paparnya.

Dalam waktu dekat, Kadin akan menyusun draf MoU untuk disepakati Politekpar Prima Internasional agar sejumlah program yang sudah dibahas tersebut dapat segera direalisasikan bersama.\"Kami berharap dengan adanya MoU ini dapat terjadi pertumbuhan ekonomi di Kota Cirebon melalui kalangan praktisi yaitu anggota dan kepengurusan Kadin Kota Cirebon,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur Poltekpar Prima Internasional, Dr Chondro Suryono mengatakan, upaya-upaya membenahi dan meningkatkan kualitas kepariwisataan di Kota Cirebon perlu didukung. Poltekpar Prima Internasional bersedia menjalin MoU dengan Kadin terkait kerja bersama program peningkatan kepariwisataan.

“Ini (kunjungan) pertama. Penjajakan dari Kadin sendiri untuk bekerja sama dengan perguruan tinggi dimana kami siap untuk mendukung dari program kerjanya Kadin tersebut. Dalam beberapa hari ini akan ada penambahan MoU yang kita laksanakan di kantor Kadin,” kata dia.

Chondro menyoroti, empat problem mendasar yang menghambat pesatnya pariwisata di Cirebon. Yakni kemacetan di titik keramaian, kurangnya transportasi yang memadai dari dan menuju destinasi wisata, kekeringan air saat kemarau hingga pengelolaan sampah yang belum optimal.

Sumber: