Mau Tanam Pohon di Pinggir Jalan, tapi Terkendala Reklame
RAKYATCIREBON.ID - Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Kota Cirebon menginventarisir pohon-pohon di ruas jalan Kota Cirebon, kemarin. Hasilnya, ada sekitar 3.000 pohon yang saat ini berdiri.
Namun, jumlah tersebut masih jauh dari harapan. Jika menyesuaikan dengan ruas jalan perkotaan yang ada, setidaknya ada 6.000 pohon yang berdiri di pinggir-pinggirnya. Masih banyak ditemukan ruas jalan yang tidak ditanami pohon.
“Kalau saya hitung kasar jumlah pohonnya di angka sekitar 3.000-an. Masih jauh dari harapan. Seharusnya bisa dua kali lipat. Bahkan masih banyak ruas jalan yang dari tingkat kerapatan masih banyak ruang-ruang kosong,” ungkap Kepala DPRKP Kota Cirebon, Ir Agung Sedijono kepada Rakyat Cirebon, kemarin.
Untuk menangani persoalan pohon di semua ruas jalan di Kota Cirebon, DPRKP memiliki tim pasukan biru yang sering terlihat tengah merawat taman-taman di median jalan.
Tim biru tersebut, lanjut Agung, memiliki jatah libur selama dua hari dalam setiap minggunya. Jadwal libur yang dimiliki dikombinasi, ada yang Sabtu-Minggu. Ada juga yang di luar itu. Dan pasukan biru yang libur di luar weekend, setiap akhir pekan dimaksimalkan untuk melakukan kegiatan penghijauan. Seperti perapihan pohon di ruas jalan padat.
Terlebih saat ini, kata Agung, DPRKP diinteruksikan oleh walikota untuk memaksimalkan penanaman pohon. Termasuk semua SKPD diimbau oleh kepala daerah untuk ikut berpartisipasi dengan gerakan sedekah pohon.
“Kami diinteruksi oleh pak Wali. Dalam rangka mendukung hijau, setiap dinas diimbau untuk sedekah pohon, seikhlasnya. Ini sudah mulai dijalankan, pada tahap satu, sudah ada 50 pohon jenis Tabibuya dan hari ini kita tanam 25 pohon tabibuya di ruas Jalan Cipto dan Sudharsono. Dengan tinggi rata-rata sekitar 3 meter,” jelas Agung.
Akan tetapi, Agung mengemukakan, dalam melakukan penghijauan di ruas-ruas jalan perkotaan, DPRKP mengalami beberapa kendala. Di antaranya, di ruang-ruang kosong yang akan ditanami, masih banyak terdapat akar-akar besar yang sulit untuk dibersihkan. Sehingga untuk antisipasinya, pohon ditanam di ruang yang bisa ditanami.
“Kedua, kendalanya di ruang yang sangat potensial, terdapat papan-papan reklame. Seperti di Jalan Cipto, persimpangan Pusdiklatrpi bagian kiri, di sana dipenuhi papan reklame. Kami meminta SKPD terkait untuk dapat menempatkan papan reklame yuang tidak punya konflik kepentingan dengan pohon,” imbuh Agung. (sep)
Sumber: