Panen Padi Turun, Harga Jual Tinggi Jadi Penolong

Panen Padi Turun, Harga Jual Tinggi Jadi Penolong

PANEN PADI. Petani di Kabupaten Cirebon sedang mengolah hasil panen. Tahun ini, hasil panen turun. Untungnya harga jual gabah melambung. FOTO : ZEZEN ZAENUDIN ALI/RAKYAT CIREBON--

CIREBON, RAKYATCIREBON.DISWAY.ID – Musim tanam pertama (MT I) tahun 2025 menjadi masa sulit bagi petani di Desa Jagapura Lor, Kecamatan Gegesik. Hasil panen padi turun. Dibanding musim tanam sebelumnya. Meskipun tidak sampai menyebabkan gagal panen.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Dr Deni Nurcahya ST MSi, menyebutkan bahwa produktivitas rata-rata padi tahun ini hanya mencapai 5,7 ton per hektare. Padahal, pada musim tanam 2024, petani bisa menghasilkan 5 hingga 5,5 ton per bahu, atau setara 7,1 hingga 7,8 ton per hektare.

"Memang ada penurunan, namun tidak sampai 70 persen. Penurunan terparah mencapai 2 ton per bahu, tapi itu hanya terjadi di sekitar 5 persen dari total luas sawah yang ada, yakni 63 hektare," jelas Deni, Kamis (31/7).

Tidak ada serangan hama yang menyebabkan turunnya hasil panen padi. Hanya saja, terjadi fenomena aneh menjelang panen. Tiga minggu sebelum panen, tanaman padi tampak normal dan mulai merunduk seperti biasa.

Namun dua minggu sebelum panen, petani merasakan tanah sawah menjadi lebih hangat. Lebih anehnya lagi, satu minggu sebelum panen, padi yang sebelumnya merunduk malah kembali tegak.

BACA JUGA:Warga Trusmi Wetan Swadaya Buat Zebra Cross, Dishub Kemana?

"Ini membuat petani memutuskan panen lebih awal, karena khawatir terjadi hal yang lebih buruk. Hasilnya ternyata tidak maksimal, gabahnya tidak berisi penuh meski tampilan tanaman terlihat sehat," ujar Deni.

Meski demikian, penurunan produksi ini tidak berujung pada puso atau gagal panen. Untungnya harga jual gabah cukup tinggi. Itu menjadi penyelamat. Petani sempat merencanakan penjualan gabah pada 7 Juli, namun banyak pabrik penggilingan tutup saat itu.

Gabah baru bisa dijual pada 18 Juli, dengan harga Gabah Kering Giling (GKG) Rp8.300 per kilogram dan Gabah Kering Panen (GKP) Rp7.100 per kilogram.

BACA JUGA:Sutardi Siap Mundur, Asal yang Minta Bupati

"Untungnya harga bagus, jadi meskipun hasil panen menurun, petani tetap mendapat penghasilan yang lumayan," tambahnya.

Sementara itu, Hidayatullah dari Kelompok Tani Dewi Sri mengatakan, hasil panen di kelompoknya berkisar antara 3,5 hingga 4 ton per bahu. Ia juga menyoroti kurangnya fasilitas pascapanen seperti mesin combine harvester, sehingga proses panen kerap tertunda karena harus antre dengan sawah lain.

"Kami sangat butuh alat panen. Kalau alatnya terbatas, panen bisa molor, dan ini memengaruhi kualitas gabah juga," ungkapnya. (zen)

Sumber: