Urgensi Teladan Protokol Kesehatan

Urgensi Teladan Protokol Kesehatan

Akibatnya, masyarakat akan salah mengartikan protokol kesehatan yang dianut para pemimpin negeri ini. Memang ada penjelasan bahwa mereka hanya membuka masker saat berfoto, tapi masyarakat pada umumnya tidak berpikir ke arah sana dan hanya melihat akhirnya -yang menunjukkan betapa longgarnya protokol kesehatan yang dilakukan pemimpin negeri ini.

Sebaiknya para pemimpin meniru pejabat luar negeri yang sangat ketat menjalankan protokol kesehatan saat beraktivitas, baik saat disorot media maupun tidak, dan mengirim pesan ke rakyat tentang pentingnya kepatuhan menjalankan protokol kesehatan.

Beberapa rencana pengumpulan massa yang akan dilakukan oleh pemimpin pusat maupun daerah sebaiknya perlu dihindari. Sebab, justru itu akan menambah masalah baru yang tidak hanya berpotensi menambah klaster penularan, tapi juga menyebabkan masyarakat makin abai terhadap protokol kesehatan di masa yang akan datang.

Saat ini juga diperlukan kearifan pemimpin untuk tidak membuat kebijakan kontroversial yang berpotensi protes keras dan unjuk rasa dari berbagai elemen masyarakat. Untuk beberapa RUU yang kontroversial seperti RUU Omnibus Law dan RUU HIP, sebaiknya ditunda dulu pembahasannya sampai wabah ini berakhir.

Pemaksaan RUU bermasalah untuk segera diselesaikan menyebabkan terjadinya gelombang unjuk rasa yang besar dan berpotensi melanggar protokol kesehatan. Beberapa aksi unjuk rasa memperlihatkan betapa protokol kesehatan sangat tidak dipatuhi dan berpotensi menyebabkan terbentuknya klaster baru. Klaster baru saat ini banyak terbentuk dan pada umumnya disebabkan abai protokol kesehatan. Akibatnya, banyak pasien yang datang untuk berobat ke fasilitas kesehatan yang sebenarnya sudah penuh dan tidak mampu lagi melayani dengan berbagai akibatnya.

Maka, sudah sepatutnya semua elemen bangsa bersatu untuk bersama-sama menaati protokol kesehatan sambil berharap produksi vaksin segera bisa dimulai awal tahun depan. Walaupun sudah ada vaksin, menaati protokol kesehatan tetap merupakan cara yang terbaik dan dibutuhkan untuk memutus rantai persebaran Covid-19. Juga, pemimpin negeri ini harus berada terdepan untuk memberikan teladan kepada rakyatnya. (*)

Badrul Munir, Dosen neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Sumber: