Moeldoko: Isu Kebangkitan PKI Disebabkan Adanya Kepentingan Tertentu
RAKYATCIREBON.ID-Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menilai munculnya isu kebangkitan PKI disebabkan adanya kepentingan tertentu. Hal ini disampaikannya untuk menanggapi isu kebangkitan PKI yang dilontarkan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Moeldoko menegaskan bisa memahami peristiwa kelam bangsa Indonesia yang terjadi pada 30 September 1965 lalu. Karena ia termasuk salah satu pemimpin yang lahir dari akar rumput.
\"Saya sebagai pemimpin yang dilahirkan dari akar rumput, bisa memahami peristiwa demi peristiwa. Mengevaluasi peristiwa demi peristiwa,\" kata Moeldoko melalui keterangan, Kamis (1/1/2020).
Karena itu, ia menilai tidak mungkin isu kebangkitan PKI muncul secara tiba-tiba. Isu kebangkitan PKI karena ada komoditas kepentingan tertentu. \"Tidak mungkin datang secara tiba tiba. Karena spektrum itu terbentuk dan terbangun tidak muncul begitu saja. Jadi jangan berlebihan sehingga menakutkan orang lain. Sebenarnya bisa saja sebuah peristiwa besar itu menjadi komoditas untuk kepentingan tertentu,\" terang Moeldoko.
Diungkapkannya, ada dua pendekatan dalam membangun kewaspadaan mengenai isu kebangkitan PKI.Pertama kewaspadaan dibangun untuk menentramkan dan kedua kewaspadaan yang menimbulkan ketakutan.
\"Bedanya disitu. Tinggal kita melihat kepentingannya. Kalau kewaspadaan itu dibangun untuk menentramkan maka tidak akan menimbulkan kecemasan. Tapi kalau kewaspadaan itu dibangun untuk menakutkan, pasti ada maksud-maksud tertentu. Nah! Itu pilihan-pilihan dari seorang pemimpin,” jelas Moeldoko.
Dari dua pendekatan itu, Moeldoko lebih memilih pendekatan kewaspadaan untuk menentramkan masyarakat. Terlebih di masa pandemi Covid-19 pemimpin harus membangun kewaspadaan yang menentramkan masyarakat, bukanlah membangun kewaspadaan yang menakut-nakuti.
\"Kalau saya memilih, kewaspadaan untuk menentramkan. Yang terjadi saat ini, menghadapi situasi saat ini apalagi di masa pandemi, membangun kewaspadaan yang menentramkan adalah sesuatu pilihan yang bijak,\" ungkap Moeldoko. (*)
Sumber: