Pemkot Cirebon Imbau Masyarakat Konsumsi Pangan Lokal non-Beras

Pemkot Cirebon Imbau Masyarakat Konsumsi Pangan Lokal non-Beras

RAKYATCIREBON.ID-Pemerintah Kota Cirebon mengimbau masyarakat untuk mengonsumsi pangan lokal nonberas. Dengan adanya imbauan ini diharapkan pola pangan warga menjadi lebih sehat dan tercipta pangan yang beragam bergizi serta seimbang.

Melalui surat edaran Nomor 521/SE.920/DPPKP pemkot berikan imbauan ke masyarakat agar mengonsumsi pangan lokal karena dampak dari pandemi Covid-19. \"Pertama, agar masyarakat mengonsumsi menu makanan lokal nonberas minimal satu hari dalam satu bulan setiap hari Rabu minggu pertama bulan berjalan,\" tulis surat yang ditandatangani Wali Kota Cirebon, 12 Agustus 2020.

Pada surat edaran tersebut masyarakat juga diimbau untuk mengonsumsi pangan nonberas produksi dalam negeri, seperti buah-buahan dan sayuran lokal asli Indonesia. 

Sebelumnya, Kementan menargetkan peningkatan konsumsi pangan sumber karbohidrat pengganti beras hingga 7%. Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Ketahanan Pangan, Agung Hendriadi, dalam webinar dengan tema \'Diversifikasi Pangan Lokal untuk Ketahanan Pangan\' yang diselenggarakan The Indonesia Green Financial and Investment Institute (TIGFII), pada Kamis 2 Juli lalu.

Dijelaskan Agung, target tersebut berdasarkan Roadmap Diversifikasi Sumber Karbohidrat Pengganti beras 2020-2024.  “Kementan mendorong peningkatan konsumsi pangan lokal non-beras, sehingga dapat menurunkan konsumsi beras dari 94,9 kg per kapita per tahun menjadi 85,0 kg per kapita per tahun pada tahun 2024,” jelas Agung. 

Untuk memenuhi target tersebut, dirumuskan langkah strategis diversifikasi pangan mencakup aspek hulu hingga hilir. Mulai dari produksi, pascapanen, stok dan pengolahan, hingga pemasaran dan pemanfaatan. 

Peningkatan produksi diupayakan dengan teknologi budidaya dan bibit unggul serta peningkatan luas areal pertanaman. Kemudian teknologi pasca panen serta efisiensi produksi, dan mendorong UMKM pangan lokal.

Sementara itu dari aspek pemasaran diupayakan dengan menciptakan pasar lokal dan nasional dengan memanfaatkan teknologi informasi. Sedangkan dari sisi pemanfaatan melalui kampanye, promosi dan edukasi nilai gizi dan ekonomi dari pangan lokal non beras. 

Selain itu, untuk meningkatkan pendapatan, langkah strategis ini juga untuk memudahkan akses masyarakat terhadap pangan berkualitas. 

“Kita upayakan agar kita tidak bergantung hanya pada beras. Kita punya kearifan lokal untuk kita angkat sebagai komoditas alternatif. Ada pisang, talas, sagu, jagung, kentang, dan ubi kayu,” ujar Agung. (*)

Sumber: