Kisah Tiga Perempuan asal Indonesia di Tengah Pertambangan Australia Barat
Seperti kebanyakan pekerja pertambangan, ia setidaknya bekerja di lapangan setidaknya selama dua minggu.
\"Seringkali saya dihakimi terlalu mengejar karir dengan pergi ke lokasi tambang, yang terpencil, ketimbang mengurus keluarga,\" katanya kepada ABC Indonesia.
Tapi ia menyadari jika perempuan memang memiliki banyak peran, sebagai seorang istri, ibu, dan juga kadang bekerja untuk membantu keluarga.
\"Tentunya sulit memainkan banyak peran itu, tapi menurut saya kuncinya adalah memprioritaskan apa yang sebenarnya kita ingin capai dalam hidup,\" ujarnya.
\"Bagi saya, prioritas saya adalah orang-orang di sekeliling saya, dimulai dengan suami dan anak-anak, dan tentunya diri sendiri,\" kata Jelita.
Saat ia sedang berada di rumah, ia mengaku selalu memastikan memiliki \"pembicaraan yang mendalam\" dengan anak-anaknya, sehingga ia tetap bisa melihat perkembangan anak-anaknya.
\"Kuncinya adalah harus menemukan keseimbangan dalam memainkan peran-peran itu, misalnya kalau saya sedang tidak bisa melakukan pekerjaan rumah, ya saya bayar orang saja.\"
\"Kita hanya perlu fleksibel saat menghadapi situasi, jangan kemudian marah-marah kalau rumah berantakan, kemudian jadi stress sendiri.\"
Jelita mengatakan sudah banyak melihat pekerja pertambangan yang sukses menunjukkan kemampuannya menjalankan peran berbeda sebagai seorang perempuan.
\"Mereka membuktikan jika kita harus kerja keras untuk mencapai tujuan hidup, tapi paling penting adalah mereka tahu apa tujuan mereka.\"
Baik saat bekerja di sektor pertambangan Australia dan Indonesia, Jelita mengaku tak pernah mendapat perlakuan yang berbeda.
\"Sejak saya di Indonesia, kita diperlakukan sama saja dengan para pria, tidak juga kemudian diperlakukan seperti seorang ratu,\" ujarnya.
\"Kita melakukan sesuai dengan tugas yang sudah diberikan, tak ada yang berbeda.\"
Tinggal di sebuah \'camp\' saat berada di lokasi tambang menjadi salah satu hal yang paling dinikmati oleh Yulia Hadi.
Meski kadang ia merasa tinggal di \"sebuah penjara\", karena letaknya yang jauh di pedalaman, dengan rutinitas yang hanya \"kerja, makan, tidur\" setiap harinya.
Sumber: