Film Lampor Keranda Terbang Diangkat dari Mitologi Masyarakat Temanggung

Film Lampor Keranda Terbang Diangkat dari Mitologi Masyarakat Temanggung

SAPA PENONTON. Sejumlah pemain Lampor Keranda Terbang yakni Adinia Wirasti, Dion Wiyoko, Angelia Livie dan Dian Sidik menyapa penonton di Studio Satu XXI CSB Mall, Sabtu (19/10). 
CIREBON – Sejumlah pemain film Lampor Keranda Terbang mengungjungi XXI CSB Mall dalam sesi premiere film, Sabtu (19/10). Adinia Wirasti, Dion Wiyoko, Angelia Livie dan Dian Sidik menyapa penonton di Studio Satu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para penonton untuk bertemu langsung dan berfoto dengan pemain film.

Film Lampor Keranda Terbang  bakal tayang di bioskop mulai 31 Oktober mendatang. Film ini mengisahkan Edwin (Dion Wiyoko) dan Netta (Adinia Wirasti) bersama dua anak mereka, Adam (Bimasena) dan  Sekar (Angelia Livie) kembali ke kampung Netta di Temanggung.

Netta disambut curiga dan dianggap pembawa musibah karena kampungnya sedang dilanda teror Lampor, setan pencabut nyawa yang membawa keranda terbang. Edwin berusaha membela istrinya, tetapi skandal busuk dan kejadian mengerikan muncul menghantui.

Edwin mulai curiga bahwa ada rahasia besar menyangkut Netta yang tidak pernah diketahuinya. Apalagi ketika nyawa anak-anak mereka pun terancam, menjadi sasaran Lampor.

“Film ini memang menceritakan misteri Lampor yang ada di masyarakat Temanggung, Jawa Tengah. Betul-betul dibuat berdasarkan kisah yang dialami warga di sana,” ungkap Dion Wiyoko dalam sesi konferensi pers di Café Lawang Abang, Sabtu (19/10).

Sutradara Lampor, Guntur Soeharjanto mengisahkan, film ini diangkat dari cerita masa kecilnya saat di Temanggung. Menurutnya, mitos Lampor hingga kini masih eksis di masyarakat pegunungan Sumbing Sindoro, Temanggung.

“Saya punya cerita masa kecil. Tentang sebuah hantu yang unik. Bukan Pocong, Kuntilanak atau Wewe Gombel. Tapi Lampor. Dia datangnya malam hari, berupa keranda terbang. disertai suara pasukan bersuara magis welwoh, welwoh, welwoh,” ungkapnya.

Dipercaya, bagi yang bisa melihat, lanjut Guntur, ternyata keranda itu diusung oleh setan-setan dan dipimpin oleh makhluk besar hitam. Terbang dengan muka rusak dan bermata merah menyala. Lampor datang meneror dan menculik korbannya. Dibawa dengan kerandanya.

“Korbannya ada yang hilang, ada yang mati, ada yang jadi sakit atau menjadi gila. Berjalan pelan setelah malam tiba, menyusuri gang-gang kampung, mencari mangsa Pantang melihat, pantang terlihat, Kami sangat takut waktu itu,” tambah dia.

Kisah tentang Lampor berhasil diangkat menjadi film bergenre horor secara baik. Kesan natural dan dekat dengan kearifan lokal masyarakat Temanggung.  “Ternyata, Pak Parwez (Produser) tertarik untuk memiilmkan Lampor ini. Menurut beliau, konten yang sangat lokal dan cerita misteri dengan tradisi Jawa yang kental adalah sesuatu yang kuat dan menarik,” tambah dia.

Apalagi film ini dibintangi aktor-aktor terbaik tanah air. Yakni Adinia Wirasti, Dion Wiyoko, Nova Eliza, Rendra Bagus Pamungkas, Annisa Hertami, Dian Sidik, Unique Priscilla, Mathias Muchus, Steffi Zamora, Arnold Leonard, Landung Simatupang, Djenar Maesa Ayu dan lainnya. (wan)

Sumber: