Kata Ustad Hariri, Saatnya Jabar Dipimpin oleh Santri

Kata Ustad Hariri, Saatnya Jabar Dipimpin oleh Santri

TOKOH ulama, KH Rd Muhammad Hariri Abdul Aziz MA menyatakan, saatnya Jawa Barat dipimpin oleh pemimpin dari kalangan santri dan ulama. “Satu hal yang saya pahami mengenai dakwah sebagai sebuah perjuangan, bahwasanya perjuangan akan mendapati sebuah kesulitan tersendiri tanpa kekuasaan” kata Da’i rambut panjang itu. KaHa, sapaan akrab Kang Hariri mengisahkan  perjuangan dakwah Syekh Quro, di Karawang, namun Syekh mengalami kesulitan karena harus berhadapan dengan benturan kekuasaan. Tentu akan berbeda jalan ceritanya bila saat itu kekuasaan ada di genggaman pemimpin yang Aswaja (Ahlussunnah wal-Jama’ah). Karena itu, KaHa mengingatkan bahwa dalam memilih pemimpin harus dilihat track record atau rekam jejaknya. Ridwan Kamil dan Kang Uu keduanya merupakan warga NU dan notabene merupakan bagian dari keluarga besar Ahlus-sunnah wal-Jama’ah (Aswaja). Selain itu, mereka sama-sama cucu ulama besar, punya nasab Kyai. Ridwan Kamil adalah cucu Mama Pagelaran KH Muhyidin, pendiri 8 pesantren Pagelaran yang tersebar di Jabar. KH Muhyidin juga pejuang kemerdekaan. Bersama para santrinya, Komandan Hizbullah ini berperang melawan Belanda. Begitupun Kang Uu, dia adalah cucu Uwa Ajengan KH Choer Affandi, pendiri pesantren Miftahul Huda, di Manonjaya, Tasikmalaya. Dalam pemerintahan, lanjut KaHa, Kang Emil memiliki pengalaman memimpin wilayah kota dan Kang Uu berpengalaman memimpin wilayah kampung. “Jika kekuatan ini disatukan maka Jawa Barat akan menjadi provinsi hebat karena dipimpin oleh pemimpin yang menegakkan agama dan membela negara,” kata  Pimpinan Ma\'had Mazidah Aswaja ini. Keberhasilan Kang Emil menata kota tidak saja diakui dalam bentuk berbagai penghargaan nasional tapi juga internasional. Baru saja, nama Ridwan Kamil masuk dalam 50 besar pemimpin dunia terbaik versi Majalah Fortune. “Nurani saya pilih RINDU karena paslon ini  pilihan terbaik dari yang baik. Yang memperteguh saya memilih Rindu karena sosok Kang Uu punya nilai lebih yakni sebagai urang lembur (orang kampung). Saya yakin Kang Uu bisa mengkomunikasikan program-program pemerintah yang pro rakyat kepada khalayak kampung,” kata KaHa yang memiliki 29 cabang majelis dan pesantren Ahlissunnah wal-jamaah itu. Menurut KaHa, Jabar itu memiliki wilayah perkotaan yang lebih sedikit, dibandingkan wilayah perkampungan. Problem hari ini, masyarakat kampung sering tertinggal informasi dan perkembangan, sehingga terkadang masyarakat sering kebingungan dengan kebijakan yang ada. Sebagian dari mereka tidak faham teknologi informasi dan perkembangan lainnya. Entah karena rutinitas atau cakupan jaringan signal yang belum merata di wilayah kampung. Banyak program pemerintah seperti  BPJS, e-KTP, hingga sertifikasi tanah yang tidak sampai ke sebagian masyarakat kampung. Sehingga mereka gagap dan tidak tahu harus bagaimana. “Saya sendiri sebagai  urang lembur, yakin Kang Uu memahami persoalan ini serta tahu bagaimana mentransformasikan programnya” ujar kyai muda yang kerap menggunakan pin kujang di peci hitamnya tersebut. Hariri yakin, jika Rindu terpilih, maka majelis taklim dan pondok pesantren akan  semakin makmur karena program Rindu adalah Perda Pesantren yang akan mengangkat harkat dan martabat pesantren, ulama dan guru ngaji. “Saya nggak dibayar sepeser pun, ini murni kehendak hati. Malah saya sempatkan silaturrahim ke Guru-guru saya, mengenai pilihan ini,” bebernya. Dikatakan, yang mengerti santri pasti santri, begitu juga yang hafal mengurus kota, ngurus kampung, ya mesti Walikota dan Bupati yang sudah berpengalaman. “Insya Allah Rindu adalah pasangan yang lengkap untuk kebutuhan Jabar hari ini,” kata  Hariri. (vic)  

Sumber: