Rawan Diselewengkan, Penyaluran Pupuk Subsidi Tidak Melalui Kelompok Tani

Rawan Diselewengkan, Penyaluran Pupuk Subsidi Tidak Melalui Kelompok Tani

\"petani

RAKYATCIREBON.CO.ID  - Saat ini pembelian pupuk bersubsidi langsung diberikan kepada para petani melalui kartu ATM yang merangkap kartu tani.

Teknisnya yakni, para petani yang mendapatkan rekening khusus itu harus membeli pupuk bersubsidi dengan menggunakan kartu ATM tersebut. Akan tetapi subsidi yang dimaksud tidak seratus persen. Para petani harus tetap mengeluarkan uang untuk menutupi agar sesuai dengan harga.

Salah seorang petani di wilayah Palasah, Suharta membenarkan, saat ini untuk pembelian pupuk subsidi sudah melalui rekening. Hal itu, bertujuan untuk menghindari penyalahgunaan anggaran.

Sehingga pihaknya sendiri merasa nyaman. Mengingat anggaran untuk pembelian pupuk telah ada cosnya tersendiri yang tidak bisa diganggu gugat dengan kebutuhan lainnya.

‎\"Ini (melalui rekening, red) lebih nyaman. Sebab, kami sebagai penerima subsidi pupuk juga tidak bisa menyelewengkan. Dana yang sudah mengendap di rekening itu hanya bisa digunakan untuk keperluan membeli pupuk. ATM tersebut tidak bisa digunakan untuk belanja di supermarket dan lainnya,\" ungkap Suharta kepada Rakyat Cirebon, Minggu (18/2).

Menurutnya, secara teknis para petani yang punya rekening dan ATM khusus subsidi pupuk tersebut. Namun, ia harus membelanjakannya ke toko pupuk yang ditunjuk oleh Kementrian. Sehingga dapat dipahami manakala kartu ATM itu tidak bisa digunakan di sembarang tempat pembelanjaan.

‎\"Dulu bantuan subsidi itu selalu turun ke kelompok tani. Namun, sebagian besar tidak sampai ke kami, para petani. Maka dengan adanya kebijakan ini, tentu saja manfaatnya dapat dirasakan langsung,\" ungkapnya.

Suharta menjelaskan, sebagai gambaran jika harga pupuk MOP Rusia saat ini Rp5 ribu per kilogram, maka subsidi dari pemerintah hanya Rp3 ribu. Sehingga petani harus tetap mengeluarkan uang sebanyak Rp2 ribu per kilogramnya.

\"Tetapi, dengan adanya subsidi seperti itu, maka anggaran yang seharusnya kami keluarkan cukup banyak, kini menjadi lebih berkurang, karena adanya subsidi pupuk,\" ujarnya.

Sementara itu petani lainnya, Diding mengatakan hal yang sama. Dibandingkan dengan sistem dulu yang menggelontorkan subsidi pupuk untuk para kelompok petani, dinilai terlalu rawan diselewengkan. Sehingga dengan adanya subsisi pupuk berbentuk ATM, hal itu memudahkan para petani.

\"Kami tidak lagi khawatir kehabisan pupuk, kalaupun kami tidak punya uang misalnya, maka tinggal bicarakan langsung dengan toko pupuk yang ditunjuk. Selanjutnya, kekurangan dari subsidi tersebut bisa dibayarkan ke toko yang ditunjuk. Jadi, tidak fiktif,\" ujarnya. (hrd)

Sumber: