Kadisperindag Bilang Beras Impor Tidak Bisa Ditolak

Kadisperindag Bilang Beras Impor Tidak Bisa Ditolak

\"diserindag

RAKYATCIREBON.CO.ID  - Dinas Perindustrian dan Perdagangan  (Diperindag) Kabupaten Cirebon meminta para pedagang beras di daerah untuk mengambil sikap bijaksana terkait beras impor.

Kepala Diperindag Deni Agustin SE mengatakan, arus beras impor tidak bisa ditolak karena sebagai upaya stabilisasi harga.

Namun, kata dia, kalau harga beras sudah kembali normal,  maka beras impor jangan masuk ke pasar secara terus-menerus, sebab hal itu bisa mengakibatkan harga beras menjadi jatuh, dan membuat petani jusru merugi.

“Sikap bijaksana itu antara lain para pedagang jangan terlalu banyak memasukkan beras impor ketika harga sudah normal, sebab harga bisa jatuh. Beras impor itu cukup ketika harga sudah wajar,” kata Deni.

Menurutnya, saat ini harga beras di pasaran masih berkisar di harga Rp11 ribu hingga Rp11.500 per kilogram (kg) untuk beras medium. Sementara harga eceran tertinggi berkisar di harga Rp9.450 per kg.

“Ini kan tentunya memberatkan masyarakat yang berpenghasilan rendah, atas dasar pertimbangan itulah kenapa beras impor dilaksanakan dan supaya harga beras medium di bawah HET sehingga daya beli masyarakat tidak anjlok,” ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon DR Ali Effendi mengatakan, secara makro nasional beberapa daerah memang mengalami defisit beras, seperti Kalimantan dan Sumatera. Sementara khusus Provinsi Jawa Barat justru surplus.

“Termasuk Kabupaten Cirebon juga surplus, kita surplus hingga 160 ribu ton pada 2016, kemudian suprlusnya menurun hingga 60 ribu ton pada 2017 karena gangguan wereng. Atas kondisi ini tentunya Kabupaten Cirebon itu tidak butuh beras impor, namun kan Negara itu melihat secara keseluruhan dimana ada daerah yang mengalami defisit beras sehingga impor dilakukan,” kata Ali.

Seperti diketahui, pada 2017 lalu terdapat serangan hama yang mengakibatkan 3.995 hektare sawah mengalami gagal panen. Hal ini disebabkan banyaknya serangan hama yang menyerang sentra-sentra penghasil beras, seperti Gegesik, Kaliwedi, dan Panguragan.

Rencana impor beras yang dikabarkan akan dilaksanakan pada Februari mendatang ini, menurut Ali, juga telah disikapi oleh Gubenur Jawa Barat Ahmad Heryawan.

“Pak Aher itu bilang impor mah boleh tapi tidak untuk Jawa Barat, karena stoknya cukup. Namun kan adanya perdagangan bebas membuat perdagangan beras selama ini pun bebas, misalnya ada orang Cirebon yang menjual ke Kalimantan dan ada juga beras dari Jawa Tengah masuk ke Cirebon,” katanya. (yog)

Sumber: