Potret Gedung Setda Pakai Drone, Kadis PUPR: Bentuknya Sudah Kelihatan

Potret Gedung Setda Pakai Drone, Kadis PUPR: Bentuknya Sudah Kelihatan

\"dpupr

RAKYATCIREBON.CO.ID – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Cirebon memantau perkembangan pembangunan gedung setda 8 lantai dari ketinggian. Pemantauan dipimpin langsung Kepala DPUPR, Ir Budi Rahardjo MBA dan beberapa pegawai, kemarin.

DPUPR menggunakan drone camera guna memotret megaproyek senilai Rp86 miliar itu dari segala penjuru dan ketinggian. Bahkan, kepala DPUPR sendiri mengendalikan satu dari dua drone camera yang digunakan. Dari hasil pengamatan tersebut, proyek gedung setda 8 lantai diyakini akan selesai pada pertengahan Februari.

“Sebetulnya mulai beberapa saat lalu sudah kelihatan bentuknya, seperti apa jadinya gedung setda 8 lantai ini. ACP (pelindung dinding, red) sudah terpasang. Sudah terlihat tinggal finishing. Insya Allah pertengahan Februari sudah beres semua,” ungkap Budi.

Budi menambahkan, pihaknya memperkirakan progresnya saat ini sudah lebih dari 90 persen. Artinya, tinggal tahap penyelesaian. Di bagian atap sudah dipasang rooftop walau belum sepenuhnya terpasang. “Sampai saat ini masih confirm, yakin 100 persen tercapai,” katanya.

Ia menjelaskan, mengenai perpanjangan waktu atau addendum, permohonan dari kontraktor, PT Rivomas Pentasurya sudah dikabulkan selama 50 hari, terhitung 26 Desember 2017 lalu. “Kalau kemudian ada permohonan addendum dihitungnya dari 1 Januari 2018, kita lihat dulu aturannya seperti apa,” kata dia.

Begitu juga soal pembayaran dari pemkot ke kontraktor. Budi mengatakan, kekurangan pembayaran pada termin ketiga, sudah bisa ditagihkan pihak kontraktor, karena di APBD 2018 ini sudah dianggarkan. “Di APBD murni dianggarkan. Jadi tinggal kontraktor nagih kekurangannya. Yang termin ketiga boleh ditagihkan langsung, tidak mesti nunggu selesai semua,” tuturnya.

Untuk di proses akhir, guna menghitung total progres, pihaknya juga akan menerjukan Panitia Penilai Hasil Pembangunan (PPHP). Pihaknya meyakini, perhitungannya tidak akan sulit. “Kita akan terjunkan PPHP. Kemudian ada progress report dari Manajemen Konstruksi (MK) atau konsultan pengawas. Jadi ada acuannya,” katanya.

Di sisi lain, saat ditanya terkait uji kekuatan beton atau hammer test, Budi menegaskan, sudah dilakukan pihaknya. DPUPR sendiri sudah memiliki alat tersebut. Hanya saja, hasilnya belum bisa diketahui, karena harus mengonversi satuan ukur dalam hammer test yang dilakukan.

“Hammer test sudah, tapi hasilnya belum kita terima. Tapi perlu konversi satuan dulu, karena beda satuan yang dipakai. Itu dilakukan oleh tim ahli dari DPUPR,” katanya.

Sebelumnya, Project Manager PT Rivomas Pentasurya, Tajudin mengatakan, proyek itu sudah mencapai progres 90 persen. Namun jika menghitung material yang sudah berada di lokasi proyek atau on side, maka dipastikan 100 persen. “Karena on side tidak diakui. Tapi progres sudah 90 persen, onside sudah 100 persen. Tapi DPUPR mengakuinya 90 persen,” ujarnya.

Ia menambahkan, pihaknya akan memaksimalkan waktu 50 hari addendum untuk menyelesaikan megaproyek senilai Rp86 miliar itu. Pada Senin (15/1) ini, ditargetkan sudah semakin mendekati selesai.

“Dengan 50 hari kalender kita maksimalkan. Tidak terpaku pada cuaca. Kita kerjakan semua item pekerjaan secara simultan. Saya punya planning, di tanggal 15 ini mendekati selesai. Tapi kita yakin akhir Februari selesai semua,” katanya. (jri)

Sumber: