Fenomena Alam di Desa Sukaperna Berbeda dengan Semburan di Sidoarjo
RAKYATCIREBON.CO.ID - Pihak Pertamina EP dan DPR RI memastikan perkembangan kondisi semburan air bercampur gas di Desa Sukaperna dan Pagedangan di Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu, Senin (8/1).
Dari inspeksi di lapangan dapat dipastikan semburannya adalah gas liar bercampur air, namun berbeda dengan semburan lumpur di Sidoarjo, Jawa Timur.
Direktur Utama PT Pertamina EP, Nanang Abdul Manaf menjelaskan, semburan yang muncul di banyak titik itu adalah gas bercampur air, lebih banyak komposisinya mengandung gas methane. Sehingga pihaknya mengklaim shallow gas, atau disebut gas rawa.
\"Kami sedang usahakan supaya yang di 195 titik ini dialirkan ke sumur yang sedang diproduksikan. Jadi, ini kan produksinya di formasi kedalaman 1.300 meter, sekarang sumur dimatikan, kill. Kami akan perforasi, kami produksikan di-shallow gas ini,\" terangnya.
Sehingga, lanjutnya, tekanan semburan gas akan berkurang dengan langkah kompensasi dialirkan ke sumur terdekat hingga tekanannya mencapai titik nol. Dilakukan pula pencarian titik tepat kedalaman kemunculan semburan tersebut dengan melihat lock data pada sumur Bangodua.
\"Usaha kami adalah bagaimana supaya tekanan yang ada di 195 titik hilang karena sudah dialirkan ke sumur kami. Sekarang baru killing sumur, selanjutnya nanti kami squish dulu,\" kata dia.
Menurutnya, kondisi semburan tersebut terbilang sering terjadi dan lebih pada fenomena alam. Seperti kegiatan seismik di Jambi pada tahun 2015.
\"Secara proses geologi kan banyak endapan sedimen, jadi ini fenomena alam. Tapi kmai konsentrasikan mengamankan masyarakat dulu, karena ini kan gasnya bisa menyambar dan membakar. Sementara semburannya kami alirkan ke sungai dulu supaya terkendali,\" ucapnya.
Sementara Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, DR Ir HE Herman Khaeron‎ MSi mengkhawatirkan tekanan semburan gas akan meningkat dan menimbulkan bahaya. Namun ia dapat memastikan bahwa karakteristik semburannya dengan situasi semburan lumpur di Sidoarjo.
\"Jangan sampai ada kekhawatiran berlebihan di masyarakat karena berbedar isu dan statemen yang dikembangkan tidak berdasar. Apresiasi juga kepada Pertamina, SKK Migas, BPBD, LH dan pihak-pihak yang sudah mulai melakukan upaya untuk menenangkan masyarakat di sini,\" ungkapnya.
Disampaikan, keresahan hingga merasa terancam yang dirasakan oleh masyarakat tidak bisa dipungkiri. Sehingga Pertamina bersama pemerintah pusat maupun daerah harus bertindak untuk memberikan solusi agar situasi dan kondisinya kembali normal.
\"Masyarakat seperti sudah dilingkari gas liar yang semburannya sangat menakutkan. Psikologis masyarakat pasti merasakan ketakutan. Harus segera ada solusi, termasuk mengatasi dampak kesehatannya,\" tandas dia. (tar)
Sumber: