Harga Gabah Turun, Berat untuk Tanam Lagi
Sabtu 02-12-2017,13:00 WIB
CIREBON – Ada atau tidak ada imbauan dari pemerintah, bagi petani ketika telah memasuki musim penghujan, mereka akan langsung memulai bercocok tanam. Hanya saja, tidak semua petani bisa melaksanakannya, lantaran persoalan yang kerap ditemui.
|
Petani desa Cikulak Cirebon belum bisa tanam padi. Foto: Zezen/Rakyat Cirebon |
Seperti yang dialami oleh petani asal Desa Cikulak, Cirebon Timur, Edi yang sawahnya baru panen awal November ini. Menurutnya, sawah yang baru dipanen, belum bisa langsung ditanami padi. Pasalnya masih menunggu benih padi matang (siap tanam,red).
“Untuk benih masuk usia matang, setidaknya sudah berumur 25 hari, sedangkan saya panen awal bulan ini, jadi belum bisa langsung menanam, tetapi akhir Desember bisa menanam, karena sedang menunggu benih siap ditanam,\" katanya ke Rakcer, kemarin.
Sawah miliknya berlokasi di wilayah Desa Cikulak, kondisi tanahnya cukup subur. Bahkan, ketika ada hujan, bisa sampai tiga kali panen dalam satu tahunnya.
Hanya saja, petani banyak yang terkuras energi dan keuangannya, sebab meski baru panen, ternyata hasil penjualan gabah (padi kering, red) harganya anjlok. Sehingga habis untuk pembiayaan mengurus sawah. \"Harganya anjlok, hanya Rp500 ribu/kwintal,\" ungkapnya.
Angka tersebut, kata Edi, anjlok karena biasanya pada saat yang sama tahun lalu, harganya mencapai di angka Rp600 ribu/kwintal.. Menurunnya harga padi tersebut, membuat petani \"keteteran\" karena habis untuk mengurus sawah.
\"Ini mending untuk petani yang berhasil panen, jadi bisa sambung modal, tapi bagi yang tidak bisa panen, karena gagal panen, wah kasihan lah nasib kami ini,\" terang dia.
Sementara, terang Edi, dalam satu periode masa tanam, bisa menghabiskan kurang lebih 2 kwintal pupuk. \"Kita biasa memakai tiga jenis pupuk, kalau tidak, bisa habis tanaman kita, sementara untuk penyemprotan obat yang sudah biasa kita beli dalam wadah kecil, harganya selangit, bisa mencapai Rp115 ribu. Itu untuk obat yang paling kecil wadahnya,\" paparnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas pertanian Kabupaten Cirebon, Ali Effendi, menegaskan pihaknya telah menyebarkan imbauan bupati kepada para camat, untuk bisa menyelesaikan masa tanam padi hingga akhir Desember. Hal itu dilakukan sebagai upaya pencegahan terjadinya gagal panen yang diakibatkan oleh serangan hama dan puncak musim hujan. (zen)
Sumber: