Warga Cempaka Kesal Jembatan Rusak Tak Kunjung Diperbaiki

Warga Cempaka Kesal Jembatan Rusak Tak Kunjung Diperbaiki

PLUMBON - Kesal jembatan rusak masih dibiarkan, masyarakat desa Cempaka yang mengatasnamakan Komubitas Peduli dan Cinta Desa Cempaka melakukan penggalangan dana untuk swadaya memperbaiki Jembatan Gantung di Desa Cempaka, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon,  Minggu (12/11). 
\"jembatan
Warga desa Cempaka perbaiki jembatan secara swadaya. Foto: Yoga/Rakyat Cirebon
Informasi yang didapat, penggalangan dana untuk perbaikan jembatan itu diinisiasi warga tersebut, dengan turun langsung ke masyarakat komunistas itu meminta bantuan seihklasnya untuk memperbaiki jembatan yang kondisinya sudah meprihatinkan dan berbahaya untuk dilewati masyarakat tersebut. 

Meski tak ada kejelasan dari pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten untuk perbaikan jembatan gantung tersebut, namun semangat para warga ini perlu dicontoh.

“Nah, dari mana sumber dana buat perbaikan jembatannya itu sampai sekarang enggak jelas, makanya saya coba menggalang dana di dengan urunan dari para anggota komunitas dan warga. Ternyata, responsnya itu bagus dan allhamdullilah berhasil memperbaiki jembatan ini untuk bisa dilewati warga lagi,” ujar Anggota Komunitas, Wahyu Riswandi Raharjo. 

Sebelum melakukan penggalangan dana, dia mengaku sudah menanyakan kepada perangkat desa setempat maupun Badan Permusyawarahan Desa, namun tidak ada kejelasan karena pemerintah desa menyerahkan sepenuhnya perbaikan jembatan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon yang dalam hal ini tidak ada respon meski sudah sering dilaporkan perihal rusaknya jembatan tersebut.

“Ketua BPD juga bingung, enggak tahu mau bagaimana. Mau diusulkan biar dianggarkan pembangunannya oleh desa, tapi perlu biaya besar. Terus, kalau ternyata dianggarkan pemkab atau ada bantuan gubernur juga gimana,” tuturnya.

Padahal, menurut dia, jembatan tersebut selayaknya dibangun kembali secepatnya, karena terbilang strategis bagi masyarakat sekitar. Tak hanya digunakan oleh Warga Cempaka , melainkan pula warga Desa Kejuden dan sekitarnya.

“Jembatan itu banyak digunakan orang, karena bisa memotong jalur lebih pendek dan cepat. Kalau jembatannya rusak, sekarang itu kan orang-orang harus memutar jalur yang lebih jauh,” katanya. Kebutuhan material seperti beronjong kawat, batu, pasir, semen atau beton, kata dia, sedang diperhitungkan jumlah dan biayanya.

“Buat batu dan pasir bisa lebih juga memanfaatkan dari sungai. Itu sekaligus bisa merangsang gotong royong masyarakat. Buat material yang perlu dibeli, penggalangan dana bisa dilakukan bersama-sama. Jadi, sumbernya tak hanya dari pemerintah,” katanya.

Lebih lanjut, Wahyu  menjelaskan, jembatan rusak di Kabupaten Cirebon kerap menjadi permasalahan yang berlarut-larut. Soalnya, hampir seluruh jembatan kecil yang sangat diperlukan masyarakat yang ada merupakan peninggalan dari Pemkab Cirebon.

“Bahkan ada yang peninggalan Belanda. Artinya, sejak Kabupaten Cirebon berdiri, tidak ada pembangunan jembatan. Perbaikan jembatan saja malah mungkin enggak ada,” ucapnya.

Selain Jembatan Cempaka-Kejuden , menurut dia, masih banyak jembatan lain yang perlu dibangun ulang  karena kondisinnya sudah sangat memprihatinkan. 

“Saya mengimbau, agar Pemkab Cirebon lebih tanggap lagi dalam mengatasi permasalah jembatan ini, karena sangat dibutuhkan Masyarakat,” himbaunya. (yog)

Sumber: