Dukungan ke Siswandi Tanpa Pleno

Dukungan ke Siswandi Tanpa Pleno

CIREBON – Pemberian dukungan secara tertulis dari DPD Partai Golkar Kota Cirebon beserta kelima Pimpinan Kecamatan (PK) kepada Brigjen (Pol) Drs Siswandi tanpa melalui mekanisme kepartaian. DPD diketahui tidak pernah menggelar rapat pleno sebelum memutuskan mendukung Siswandi.
\"pk
Siswandi (pegang mikrofon) saat mengumpulkan kader Golkar Kota Cirebon. dok. Rakyat Cirebon
Saat dikonfirmasi, Sekretaris DPD Partai Golkar Kota Cirebon, Kurnia Rustandi menyampaikan, pihaknya baru akan menggelar rapat pleno pada Jumat besok. Salah satu agendanya adalah menyepakati dukungan untuk Siswandi.
      
“Jumat besok pleno. Agendanya diantaranya kesepakaan untuk dukung Pak Siswandi sebagai calon walikota Cirebon,” ungkap Kurnia, saat ditemui di Hotel Prima Kota Cirebon, kemarin.
      
Kurnia menambahkan, pertimbangan pihaknya memutuskan dukungan untuk Siswandi yaitu soal kelayakan. Siswandi dipandang paling layak diusung oleh Partai Golkar di pilwalkot tahun depan. “Pertimbangannya kita anggap itu (Siswandi, red) yang terlayak untuk diusung,” kata dia.
      
Disinggung soal keinginan semula yang diusung adalah kader internal, Kurnia menjawab diplomatis. Menurutnya, politik itu dinamis. “Kader internal itu tidak mesti calon walikota. Politik itu dinamis. Tapi kita usahakan tetap ada kader internalnya di posisi calon wakil walikota,” tuturnya.
     
 Lantas, bagaimana dengan nasib Effendi Edo SAP MSi yang juga bakal calon walikota/wakil walikota dari Partai Golkar tapi sudah didukung PPP? Kurnia memastikan, Edo masih menjadi bagian bakal calon walikota/wakil walikota di Partai Golkar.
     
“Soal dukungan PPP ke Pak Edo, itu mungkin salah satu (hasil) bentuk lobi. Mungkin beliau mencari koalisi. Karena Partai Golkar hanya 4 kursi. Jadi saya pikir masih wajar. Beliau tetap sebagai bakal calon walikota/wakil walikota dari Partai Golkar. Karena dia ditunjuk PPP, tidak mendaftar,” terangnya.
      
Sementara itu, Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Kota Cirebon, Nanang Suryaman juga menegaskan, bakal calon walikota/wakil walikota dari Partai Golkar tetap berjumlah 6 orang. Mereka adalah Toto Sunanto, Lili Eliyah, Andrie Sulistio, Brigjen Siswandi, Reza Pramadia, dan Effendi Edo.
      
“Kami di AMPG ketika penjaringan mengusulkan Pak Toto dan Kang Reza. Tapi kalau sudah ada rekomendasi, kita akan all out memenangkan,” kata Nanang.
      
Ia menilai, dukungan yang diberikan DPD dan PK Partai Golkar untuk Siswandi merupakan dinamika yang wajar terjadi. Begitu juga dengan pernyataan Plt Ketua AMPI, Firdaus Yunanda yang menuding dukungan itu hanya bentuk protes atas hampir direkomendasinya Edo, Nanang menilai hal wajar.
      
“Bagi kita dinamika itu bagus. Karena PK-PK mengusung aspirasi mereka untuk mendukung Pak siswandi. Kemudian pernyataan Firdaus juga biasa saja. Kita sudah terbiasa menghadapi dinamika semacam itu,” tuturnya.
      
Disampaikan Nanang, DPD Partai Golkar Jabar pernah memberikan arahan kepada semua kandidat untuk melakukan komunikasi politik, sehingga bisa merangkul parpol lain untuk berkoalisi. Setidaknya bisa menghimpun parpol dengan jumlah keseluruhan 5 kursi.
      
“Dan sesuai arahan DPP, Pak Siswandi, Pak Edo dan Kang Reza itu diproyeksikan di posisi E1. Sementara Pak Toto, Bu Lili dan Mas Andrie fokuskan di posisi E2,” tutur Nanang.
      
Mengenai dukungan PPP untuk Edo, Nanang juga menilai hal yang wajar. Itu menunjukkan kekuatan lobi Edo kepada PPP. “Kebetulan Pak Edo didukung PPP, itu langkah pribadi beliau. Silakan itu kekuatan lobi saja,” katanya.
      
Sebelumnya, Plt Ketua AMPI, Firdaus Yunanda menilai, dukungan terhadap Siswandi yang dibuat DPD dan kelima PK Partai Golkar se-Kota Cirebon sebatas bentuk protes yang dilakukan beberapa pengurus DPD dan PK. Protes itu lantaran sudah mendapati kabar bahwa Edo yang akan direkomendasi DPP.
      
“Saya kira mereka dukung Siswandi hanya bentuk protes kecil saja. Kalaupun Partai Golkar akan memunculkan Pak Siswandi, bisa diterima tidak oleh PPP dan Partai Hanura? Ini persoalannya,” ucap Firdaus.
      
Sejalan dengan itu, dirinya menilai, tingkat popularitas dan elektabilitas Edo berada jauh di atas Siswandi. Artinya, DPP Partai Golkar juga akan mengambil langkah realistis. 

“Tingkat popularitas dan elektabilitas Pak Edo lebih tinggi dari Pak Siswandi. Tapi saya juga bertanya, kenapa Pak Toto sebagai ketua tidak berani fight bersaing dengan Pak Edo?” katanya. (jri)

Sumber: